Massa aksi mahasiswa Uncen Jayapura ketika berada di gapura kampus Uncen Waena untuk longmarch ke DPRP, namun dikandaskan aparat kepolisian, Rabu (23/03/2016) |
Jayapura, WANI/Jubi – Mahasiswa merupakan garda terdepan yang selalu hadir dalam setiap perubahan penting dan mendasar di negeri ini. Mulai tahun 1908, lahirnya Boedi Oetomo telah melahirkan semangat perjuangan melawan kolonialisme dengan cara yang cerdas.
Lahirnya Sumpah Pemuda 1928 juga tidak lepas dari peran penting mahasiswa, berlanjut pada Proklamasi Kemerdekaan 1945. Hingga berturut-turut sejak tahun 1965 dengan aksi Tritura (tiga tuntutan rakyat) yang meruntuhkan kekuasaan Orde Lama. Pada tahun 1997 dengan gerakan reformasinya, mahasiswa telah mendobrak ketidakadilan sistem politik dan ekonomi. Semua hal tersebut telah membuktikan bahwa terdapat gerakan penting yang sesungguhnya dimotori oleh peran penting mahasiswa.
Melihat hal itu, Legislator Papua, Laurenzus Kadepa menegaskan, belajar dari rentetan sejarah ini, tentunya menjadi suatu fakta bahwa peran penting mahasiswa tidak bisa dipandang sebelah mata dan mengapa pihak tertentu selalu melarang setiap demonstrasi damai yang dilakukan oleh mahasiswa di tanah Papua.
“Mahasiswa harus hidup, aktif dan kritis terhadap segala bentuk penjajahan, ketidakadilan dan kekerasan entah apapun alasannya. Perlu tahu, mahasiswa adalah agen perubahan!,” tegas Laurenzus Kadepa kepada Jubi per selular, Kamis (2403).
Dikatakan anggota Komisi I DPR Papua yang membidangi Pemerintah, Hukum dan Ham, bahwa mahasiswa jelas merupakan generasi terdepan yang mendapatkan pendidikan tertinggi secara baik, dibandingkan dengan kelompok generasi muda lainnya, sehingga mahasiswa bebas menyampaikan pendapatnya di muka umum.
“Aksi mahasiswa Uncen Jayapura kemarin adalah bukti bahwa aktivitas mahasiswa yang sudah pahami tentang posisi dan tugas mahasiswa dalam alam demokrasi. Sikap sebagai mahasiswa yang benar telah dan selalu mereka tunjukan dalam aksi yang nyata,” terang politisi muda dari Dapil III ini.
Menurut kader Partai NasDem, bahwa stok sumber daya masa depan yang berkarakter baik dan kuat banyak diisi oleh kaum muda ini. “Salut buat mahasiswa Uncen Jayapura,” tuturnya.
Sekjen GempaR, Samuel Womsiwor mengatakan, Menkopolhukam harus meminta maaf kepada rakyat Papua dan meminta maaf kepada Melanesian Spearhed Group (MSG) dan pernyataan itu juga melibatkan MSG dan sangat melecehkan MSG sebagai lembaga rumpun Melanesian.
“Menkopolhukam atau Indonesia segera tuntaskan kasus pelanggaran HAM berat di tanah Papua selama pemerintahan Joko Widodo hingga pelanggaran HAM sejak penandatanganan ratifikasi anti kekerasan tahun 1998. (Biak, Wamena, Wasior, Paniai, hingga peristiwa berdarah lainnya),” kata Samuel Womsiwor.
Pemerintah Indonesia segera membalas surat pimpinan Pasifik Island Forum (PIF), yang dalam sidang keputusannya akan mengirimkan tim pencari fakta ke West Papua sebagai solusi penyelesaian pelanggaran HAM yang bermartabat di tanah Papua.
Mereka juga meminta Pemerintah Indonesia segera menerima perundingan Melanesian Spearhead Group (MSG) sebagai langkah maju bagi rakyat Papua. Tarik militer organik dan non organik dari tanah Papua dan stop penyisiran terhadap rakyat sipil di kabupaten Puncak Jaya, sebab penyisiran itu akan menyebabkan pelanggaran HAM yang tidak dapat di selesaikan.
“Australia segera mengembargo bantuan militer ke Polisi Republik Indonesia sebab, bantuan tersebut berujung pada sikap arogan militer yang selalu berujung pada sebuah pelanggaran HAM di tanah Papua,” imbuhnya.
Posted by: Abeth You
Copyright ©JujurBicara
Tanggapan anda, silahkan beri KOMENTAR
Silahkan beri KOMENTAR anda di bawa postingan ini…!!!