Dark
Light
Today: July 27, 2024
8 years ago
70 views

Homo Erectus Paleojavanicus atau Pithecanthropus erectus si Manusia Jawa

Manusia dari Eropa..?

Homo Erectus Paleojavanicus atau Pithecanthropus erectus si Manusia Jawa
Replika Manusia Jawa
Di
abad-abad terakhir ini, orang beranggapan, benua Eropa adalah tempat
berasalnya manusia. Hal ini bukannya tidak beralasan. Di eropa bagian
barat banyak ditemui tempat-tempat peninggalan prasejarah. Di kurun
waktu 1823 hingga 1925 ada sekitar 116 peristiwa penemuan tulang
belulang manusia purba. Di antaranya ada ditemukan tulang kera yang
berubah menuju bentuk manusia. Namun tetap aja, itu tulang-tulang kera.

Sementara sisa-sisa zaman batu (telah melewati masa evolusi), kurang
lebih ada 236 peristiwa penemuan di seluruh Eropa. Lalu di Prancis pada
tahun 1856, ditemukan fosil manusia kera. Fosil itu dianggap sebagai
fosil terlama yang ditemukan di masa itu. Maklumlah, saat itu riset yang
dilakukan di Asia dan Afrika belum memberikan hasil yang maksimal.
Jadi, bisa disimpulkan, Eropa lah tempat awal terjadinya proses evolusi
itu. Apalagi para ilmuwan di Eropa saat itu tampaknya lebih memilih
tempat tinggalnya sebagai tempat asal muasal manusia dan
mengenyampingkan kemungkinan-kemungkinan geografis benua lain yang
mungkin lebih unggul seperti Asia dan Afrika.

Eugene Dubois

Homo Erectus Paleojavanicus atau Pithecanthropus erectus si Manusia Jawa
Eugene Dubois

Namun
pada akhir abad 19, seorang berkebangsaan Belanda bernama Eugene Dubois
(1858-1940), berhasil menghadirkan penemuan yang luarbiasa di sini, di
Indonesia. Eugene dan penemuannya adalah orang yang pertamakali
menentang teori manusia pertama berasal dari Eropa.

Eugene
Dubois adalah seorang dokter penganut setia teori evolusi milik Darwin.
Dokter muda ini memiliki semangat luarbiasa hingga mampu menutupi (lebih
tepatnya menemukan) kekosongan proses evolusi antara kera ke manusia.
Ia percaya di Asia pasti ditemukan fosil yang lebih tua dari eropa.

Pada tahun 1887 dengan hati yang menggebu-gebu dokter Belanda ini
datang ke pulau Jawa. Eugene bekerja pada sebuah rumah sakit. Pada waktu
senggang ia tak segan-segan merogoh koceknya untuk menyewa 50 orang
tahanan pribumi dan bersama-sama berjalan menyusuri tepi kiri dan kanan
Bengawan Solo sambil meneliti lokasi potensial yang mungkin menyimpan
tulang belulang manusia purba.

Siapa menyangka, pekerjaan yang
nyaris tak mungkin itu membuahkan hasil. Dokter muda yang basicnya bukan
seorang arkeolog ini, mendapatkan hasil yang menggemparkan dunia. Suatu
hari di tahun 1890 di suatu lokasi di sekitar Bengawan Solo (daerah
Sangiran), Eugene dan teman-temannya menemukan sepotong kerangka rahang
atau geraham manusia purbakala.

 

Kemudian setahun berikutnya
(1891) di kampung Trinil-Solo, mereka kembali menemukan batok kepala
atau tengkorak manusia purbakala yang mencirikan kera. Selanjutnya di
tahun 1892, kelompok Eugene menemukan tulang kaki manusia purba yang
mirip kaki manusia modern. Dari bentuk tulang kaki itu, bisa disimpulkan
pemilik tulang tersebut sudah bisa berjalan dengan kedua kakinya.

Setelah penemuan-penemuan itu Eugene mengambil kesimpulan, tengkorak
atau batok kepala dan kaki itu adalah milik satu orang yang sama. Dan
orang itu adalah nenek moyang dari manusia yang ada sekarang. Dengan
kata lain, tulang belulang dari pertengahan mata rantai teori evolusi
milik Darwin.

Pada tahun 1894 Eugene Dubois membuat semacam
makalah yang berisi laporan hasil penelitiannya. Ia menamakan fosil itu
sebagai “manusia kera yang berdiri” atau manusia Jawa. Belakangan, dunia
arkeolog menyebutnya dengan Pithecanthropus Erectus.

Setelah penemuan itu dipublikasikan, timbullah pertentangan yang hebat
di kalangan para ilmuwan di masa itu. Teori manusia berasal dari daratan
Eropa yang selama ini membuai para ilmuwan, seakan terbantah oleh
penemuan yang luarbiasa dari Eugene Dubois.

Para ilmuwan yang
mendukung teori manusia dari Eropa dibuat gelisah dan tak bisa duduk
dengan tenang. Mereka pun menyatakan tidak percaya dengan penemuan
Eugene dan mencurigainya. Beberapa di antara para ilmuwan malah
berasumsi bahwa fosil yang ditemukan Eugene di Indonesia adalah sepotong
tulang dari kera atau hewan sejenis. Sedangkan yang lainnya menganggap
fosil itu adalah tulang belulang manusia cacat.
Sayangnya, selain
manusia Jawa temuan Eugene, tidak ada penemuan lain di benua Asia maupun
benua Afrika. Akibatnya, di tengah kerasnya bantahan para ilmuwan
Eropa, laporan Eugene lenyap. Sehingga teori yang dilontarkan Eugene
hilang selama kurang lebih 30 tahun lebih.

Namun ternyata waktu
juga yang berhasil menghalau kabut yang menutupi kebenaran teori
Eugene. Seiring memasuki abad 20, makin banyak terjadi penemuan fosil
manusia purba di sekitar kawasan tempat Eugene Dubois melakukan
penggalian. Akhirnya, teori yang menyatakan manusia berasal dari Eropa,
hanya tinggal cerita dongeng saja.

Manusia Jawa yang
diperkirakan hidup antara 700.000 hingga 1.200.000 tahun lalu, akhirnya
diakui sebagai penemuan manusia purba yang berusia paling tua. Jerih
payah Eugene Dubois dinilai sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
Arkeologi. Namanya serta penemuannya yang spektakuler, dicantumkan dalam
buku sejarah.

Mungkin dalam dunia scient, orang beranggapan
Afrika adalah daratan yang tertua. Namun penemuan Eugene dan
teman-temannya di Indonesia, layak dihormati. Lagipula, belum ada
penemuan sekaliber Eugene Dubois di Afrika hingga saat ini. (berbagai sumber)

Sangiran, Gudang Fosil Purbakala Kelas Dunia

Homo Erectus Paleojavanicus atau Pithecanthropus erectus si Manusia Jawa
Salah Satu Fosil Pithecanthropus erectus

Sangiran
adalah situs warisan dunia. Tidak ada yang dapat menyangkal hal itu. Di
mata orang awam, Sangiran memang tidak sekondang Borobudur. Sebab
utamanya berpulang ke daya tarik visual. Orang yang Borobudur sudah
memenuhi benaknya dengan bayangan hal-hal aneh, megah atau menakjubkan.
Sesampai di tujuan yang mereka lihat mungkin berbeda namun tidak
berselisih jauh dari bayangan.

Calon pengunjung Sangiran
dengan isi kepala serupa pasti akan kecewa. Peminat kepurbakalaan
(utamanya pelajar-mahasiswa) pun kerap melihat situs yang namanya
perkasa di peta evolusi ini ‘lebih ramai cerita ketimbang pentasnya’.
Namun, tak dapat dipungkiri, tempat ini adalah gudangnya fosil purbakala
sejak penemuan Eugene Dubois. Temuan fosil di situs Sangiran memiliki
arti signifikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Tapi
jangan lupa, khususnya bagi Indonesia, ilmu yang membahas fosil-fosil
itu kurang populer. Untuk mudahnya, bukan ilmu yang bisa (langsung)
menghasilkan uang. Mayoritas dari kita, diakui atau tidak, bersekolah
untuk mendapat pekerjaan, demi mengasapi dapur dan syukur-syukur bisa
mengubah nasib. Bidang studi yang dijubeli calon mahasiswa hingga hari
ini belum bergeser dari teknik, kedokteran, ekonomi dan hukum. Akibatnya
apresiasi bagi situs Sangiran hanya sekadarnya.

Fosil Gajah Purba di Musium Sangiran

Sangiran
terletak 20-an km di utara Solo. Cara termudah untuk mengunjungi museum
Sangiran adalah dengan naik sepeda motor. Bila memakai angkutan umum,
dari terminal Tirtonadi, Solo, orang bisa naik bis jurusan Purwodadi
(bis besar) atau Gemolong (bis 3/4). Bilang pada awak bis untuk turun di
Kalijambe, di pertigaan ke Sangiran. Dari pertigaan ke museum dengan
ojek.

Homo Erectus Paleojavanicus atau Pithecanthropus erectus si Manusia Jawa
Replika Manusia Purba di Musium Sangiran
Museum
Sangiran dilengkapi dengan gedung pertunjukkan. Bila kuota peminat
tercukupi, VCD “The Foot Print of Fore Fathers” akan diputar. Tayangan
berdurasi 20 menit itu padat informasi. Pembentukan kubah Sangiran
karena aktivitas Gunung Lawu purba, pelapukan karena hujan,
terkelupasnya lapisan tanah, tereksposnya fosil, muncul berturut-turut
di layar.

Di bagian kedua ada episode keluarga Pithecanthropus
memburu Stegodon Trigonochepalus (gajah purba berkepala bentuk
segitiga). Antara nonton VCD dan kunjungan ke museum mestinya satu
paket. Urutannya pun tak boleh di balik. Menikmati VCD di sini untuk
mengasah apresiasi. Setelah itu, sembari mengamati fosil-fosil di balik
etalase, imajinasi akan lebih hidup. 

Copyright ©Benar Post


Tanggapan anda, Silahkan beri KOMENTAR di bawa postingan ini…!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published.