Menurut agenda, kunjungan pemimpin ULMWP tersebut untuk mencari dukungan kampanye keadilan dan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua Barat.
Menurut asiapacificreport.nz, Wenda akan disambut ke Orakei Marae pada saat kedatangan dan diundang untuk berbicara kepada masyarakat Ngati Whatua Orakei whanau sebelum melakukan perjalanan ke pusat-pusat utama lainnya di seluruh negeri untuk menemui anggota parlemen, perwakilan suku Iwi, kelompok hak asasi manusia, kelompok gereja, mahasiswa, dan pemuda.
Kunjungan terakhir Wenda ke Selandia Baru pada 2013 mendapat penolakan dari Ketua Parlemen, David Carter, yang menolak Benny Wenda diberi kesempatan untuk berbicara di Parlemen.
Namun, kali ini dengan semakin besarnya dukungan anggota parlemen pendukung Papua Barat, diharapkan ia akan menerima penerimaan yang lebih menggembirakan dari perwakilan Pemerintah.
Pada tahun 2013 juga, Benny Wenda mengunjungi Pacific Media Centre dan diwawancarai oleh wartawan Papua New Guinea, Henry Yamo.
Hukuman Berat
Dalam laporan Asia Pacific Report, orang Papua yang menentang tindakan kekerasan justru dicap “separatis” dan berisiko mendapat hukuman berat di bawah hukum makar dan penghasutan di Indonesia.
Benny Wenda ditangkap pada 2002 oleh pihak berwenang Indonesia karena diduga memimpin demonstrasi kemerdekaan. Ia disiksa, ditahan di sel isolasi, dan menghadapi 25 tahun penjara.
Rumor yang beredar bahwa ia mungkin akan dibunuh, tetapi Wenda lolos dan diberikan suaka politik di Inggris.
Sekarang dia tanpa lelah melakukan advokasi untuk kaumnya, bepergian di seluruh Pasifik, Afrika, dan Eropa mencari dukungan untuk Papua Barat terus berkembang.
Lihat juga:
- Vanuatu dan FLNKS Pertahankan Dukungannya untuk Papua Barat
- PM Vanuatu Berharap MSG Tetap pada Prinsip-Prinsip Dasarnya
- PM Vanuatu Menarik Solidaritas Melanesia di Papua Barat
The International Parliamentarians for West Papua bertemu pada bulan Mei 2016 dan memutuskan untuk memanggil utusan internasional untuk mengawasi perjuangan kemerdekaan di Papua Barat.
Pertemuan yang diselenggarakan di Gedung Parlemen, Westminster, dihadiri oleh anggota parlemen dari wilayah Pasifik dan Inggris termasuk Jeremy Corban dan Samuela ‘Akilisi Pohiva, Perdana Menteri Tonga.
Copyright ©Asia Pacific Report
Tanggapan anda, Silahkan beri KOMENTAR di bawa postingan ini…!!!