Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O’Neill bersama dengan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg di Lima, Peru. |
Lima — Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O’Neill mempermasalahkan dampak negatif yang ditimbulkan media sosial seperti Facebook. Meski Facebook berperan menjadi jembatan suara bagi jutaan orang di dunia, namun Facebook juga tak jarang menjadi alat perusak keharmonisan di masyarakat.
Pertanyaan itu langsung ia ajukan kepada Mark Zuckerberg di sela kunjungan pendiri Facebook itu ke Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). “Facebook memang bermanfaat bagi jutaan orang di dunia dan kami menghargai itu. Namun, Facebook juga menjadi alat perusak keharmonisan masyarakat ketika terjadi salah informasi dan tersebarkan tanpa ada pengecekan fakta lagi,” ujarnya.
Selain O’Neill, perdana menteri Kanada, Justin Trudeau juga mengutarakan hal yang sama kepada Zuckerberg. Mereka meminta agar Zuckerberg mencari solusi atas informasi yang salah tidak tersebar begitu saja melalui Facebook. Sebab, informasi yang salah dan menyesatkan itu telah membuat kerusakan sosial.
O’Neill mengatakan kekuatan internet bisa disalahgunakan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, platform daring harus bisa mencari cara untuk menyaring informasi seperti itu dalam rangka melindungi masyarakat dari bahaya keretakan sosial. Trudeau menambahkan bahwa berita dan atau ideologi yang salah bisa sangat merusak masyarakat.
Menanggapi hal itu, Zuckerberg setuju bahwa memberikan ruang suara bagi seluruh orang adalah positif. Namun, pihak Facebook juga memahami banyak masalah yang juga ditimbulkan dari keterbukaan informasi ini. “Ada banyak masalah yang harus kita atasi. Kami juga bertanggung jawab untuk mengatasi hal seperti ini, contohnya penyebaran ajakan kebencian (hate speech),” katanya.
Zuckerberg menyadari bahwa Facebook juga telah digunakan untuk menyebarkan kebencian dan kekerasan jauh lebih cepat. “Jadi kami sangat bertanggung jawab memastikan hal seperti itu tidak terjadi. Kami harus ambil langkah, bekerja dengan berbagai penegak hukum dan pemerintahan mengatasi itu,” katanya. (*)
Copyright ©Tabloid JUBI