Dark
Light
Today: September 13, 2024
8 years ago
66 views

Rapat tahunan BPL GIDI 2016 “Penginjilan Belum Selesai” dimulai di Nabire

Rapat tahunan BPL GIDI 2016 "Penginjilan Belum Selesai" dimulai di Nabire
Pembukaan Rapat tahunan Badan Pekerja Lengkap (BPL) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) tahun ini ditandai dengan ibadah raya yang dihadiri ratusan umat di Lapangan Gizi, Nabire. Foto: Yuliana Lantipo
Nabire — Rapat tahunan Badan Pekerja Lengkap (BPL) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) tahun ini, yang sempat ditunda, akhirnya dilaksanakan pada Minggu (27/11/2016) dan akan berakhir pada Rabu (30/11/2016). Pembukaan kegiatan ini ditandai dengan ibadah raya yang dihadiri ratusan umat di Lapangan Gizi, Nabire. Kegiatan tahunan gereja GIDI yang mengusung tema “Penginjilan Belum Selesai” itu akan membahas tiga agenda besar selama empat hari.
“Ada tiga agenda yaitu penginjilan dan pemuridan, pendidikan, dan Yapelin. Itu tiga agenda besarnya, tapi didalamnya banyak sekali yang akan dibahas, dievaluasi. Beberapa akan kita mulai hari ini,” kata Presiden GIDI, Pendeta Dorman Wandikbo di Nabire, usai ibadah membuka rapat BPL, Minggu (27/11/2016).
Pdt. Dorman Wandikbo menjelaskan kegiatan ini juga bertujuan untuk membicarakan bagaimana melakukan penginjilan kepada seluruh umat manusia, baik di Tanah Papua, Indonesia, hingga luar negeri.
“Kami juga mau bahas agenda tentang pemuridan, membuat semua orang menjadi murid Yesus, serta penginjilan luar dan dalam,” ujar pendeta.
Rapat tahunan BPL GIDI 2016 "Penginjilan Belum Selesai" dimulai di Nabire
Tiga dari kanan ke kiri: Wakil presiden GIDI Pdt. Usman Kobak, istri presiden GIDI, Presiden GIDI Pdt. Dorman Wandikbo dalam acara ibadah dan pembukaan rapat BPL GIDI 2016 di Nabire. Foto: Yuliana Lantipo
Melalui kegiatan tersebut, Pdt. Dorman mengharapkan dapat melahirkan para penginjil yang sudah siap menjadi murid Yesus dan menjadi penjala umat manusia atau kata pendeta, “mempersiapkan penginjil-penginjil yang siap jadi mortir untuk Tuhan dan gereja.” jelasnya.
Ketua Panitia Rapat BPL Nabire 2016, Pdt. Yohan Imbiri mengatakan peserta terdiri dari 405 orang delegasi dari delapan wilayah dan 62 klasis. Serta beberapa kader gereja dari berbagai profesi.

Program

Pendeta Dorman Wandikbo mengatakan salah satu agenda pembahasan dalam rapat itu adalah mengevaluasi program-program seperti pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi jemaat yang berjalan dibawah pengawasan Yayasan Pelayanan Injili (Yapelin), Yayasan milik gereja GIDI.
Pada bidang pendidikan, GIDI telah mendirikan dan mengembangkan 23 sekolah Alkitab yang tersebar dibeberapa daerah pelayanan di Tanah Papua.
Kemudian, pada bidang kesehatan, gereja yang memiliki basis umat orang asli Papua itu telah mendirikan tiga klinik, masing-masing di Klinik Kalvari di Wamena, Klinik Margi Martin di Sentani, dan Klinik Immanuel di Mulia.
Kemudian, program pengembangan ekonomi jemaat yakni melalui pendirian koperasi jemaat.
“Program ini yang baru akan dibahas dalam rapat tahunan kali ini. Program untuk membantu jemaat agar bisa mengembangkan kemampuan mereka dengan berusaha melalui sistem koperasi,” ujar Pendeta Dorman Wandikbo.
Rapat tahunan BPL GIDI 2016 "Penginjilan Belum Selesai" dimulai di Nabire
Anak-anak Papua merias tubuh dan mengenakan asesoris budaya Papua yg ikut meramaikan acara ibada raya untuk membuka rapat BPL GIDI 2016 di Lapangan Gizi Nabire, Minggu (27/11/2016). Foto: Yuliana Lantipo
Sementara itu, Ketua Yapelin, David Silak, mengatakan program pengembangan ekonomi jemaat sebenarnya telah dilakukan sejak lama, seperti bantuan mengembangkan usaha peternakan babi, usaha perkebunan sayur-mayur dan buah-buahan.
“Kami bekerjasama dengan pemerintah dalam hal ini Bidang Kesra dan memberikan bantuan langsung seperti bibit wam (babi) bibit sayur, bibit buah-buah, dan juga membantu sembako kepada jemaat. Kami berikan setahun sekali, secara acak,” kata David.
Kemudian, untuk program terbaru di tahun 2017, kata David, akan Ada lebih banyak program pelatihan jemaat dalam rangka mengembangkan ekonomi jemaat.
David menjelaskan, jemaat yang telah mendaftar diwajibkan mengikuti tahap pelatihan tentang bagaimana mengelola usaha skala kecil.
“Tahun depan lebih banyak pelatihan-pelatihan yang akan diberikan oleh staf departemen, agar jemaat GIDI punya pengetahuan tentang bagaiamana mengelola usaha-usaha mikro di lingkungan jemaat atau keluarga masing-masing untuk meningkatkan pendapatan mereka,” jelas David. (*)
Copyright ©Tabloid JUBIHubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.