Gubernur Papua, Lukas Enembe bersama Presiden Indonesia, Joko Widodo saat peletakan batu pertama Pasar Mama-Mama Papua – Foto: Dok. Jubi |
Jayapura — Gubernur Papua, Lukas Enembe menyebutkan masalah yang terjadi di Papua selama ini disebabkan oleh kelemahan negara karena tidak bisa mengelola provinsi paling timur di Indonesia ini.
“Kalau masalah Papua ini menjadi isu internasional, itu bukan kelemahan gubernur, bukan kelemahan bupati dan bukan juga kelemahan pemerintah Provinsi Papua. Tapi kelemahan negara yang tidak bisa mengelola Provinsi Papua ini,” kata Gubernur Enembe, saat apel pagi di Kantor Gubernur Papua, Senin (6/2/2017).
Ia memberikan contoh penolakan draft RUU Otsus Plus yang menurutnya adalah solusi paling baik untuk menyelesaikan persoalan di Papua selama ini. Selain soal Otsus Plus, Gubernur Enembe juga menyinggung masalah penegakkan hak asasi manusia di Tanah Papua yang tidak kunjung diselesaikan.
“Orang Papua banyak dibunuh, tidak pernah diselesaikan satu persatu. Ditembak seperti binatang saja. Saya dengar pemerintah dan Komnas HAM mau selesaikan. Mana? Sampai hari ini belum selesai juga,” kata Enembe.
Lanjutnya, ketidakmampuan negara dalam menyelesaikan satu persatu masalah di Papua ini disaksikan oleh setiap orang dari luar Indonesia yang datang ke Papua. Mereka yang datang ini lalu menyampaikan informasi ini kepada dunia internasional.
“Inilah kelemahan negara. Negara tidak mampu mengelola provinsi ini, tidak mampu mengayomi orang Papua dan tidak mengindonesiakan Papua,” ujar enembe.
Menurutnya, tugas negaralah untuk mengindonesiakan Papua.
“Kalau mau mengindonesiakan Papua, caranya berbeda. Buat orang Papua sejahtera, buat orang Papua damai dan buat orang Papua bisa taat dan tunduk pada negara,” kata Enembe. (*)
Copyright ©Tabloid JUBI | Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com