Para guru sedang berada di SMA YPK Merauke – Foto: Frans L Kobun. |
Merauke — Sebanyak 568 guru baik jenjang SD/SMP maupun SMA yang akan diwisuda di Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura guna mendapatkan gelar S1, terpaksa batal dilakukan. Itu karena uang semester belum dilunasi.
Pembatalan pertama tahun lalu dan sedianya pada 16 Maret 2017 ini, ratusan guru tersebut harus diwisuda, namun tertunda lagi. Karena janji dari Bupati Merauke, Frederikus Gebze bahwa pemerintah akan menyelesaikan sisa uang semester para guru belum ditepati.
Pengelola Program Pengakuan Kerja dan Hasil Belajar Merauke, Soleman Jambormias kepada sejumlah wartawan Senin (13/3/2017) mengatakan, program tersebut bukan kuliah murni dan itu adalah kelas mandiri dengan sistem pendidikan jarak jauh. Uncen sebagai penanggungjawab. Sekaligus memberikan kepercayaan kepada dirinya sebagai pengelola.
Untuk biaya pembayaran satu semester, lanjut Jambormias, Rp 2.700.000. Sesuai aturan, harus membayar sampai lima semester. Namun pada tahun 2016 saat dilakukan judicium, Bupati Freddy menjanjikan membantu. Dimana, sisa pembayaran senilai Rp3,5 miliar, akan ditanggung pemerintah.
Oleh karena ada janji itu, para guru tak membayar uang semester. “Pak Bupati Merauke sudah mengambil langkah cepat membuat disposisi ke Tim Anggaran Bappeda dengan maksud dalam tahun 2017, dana senilai Rp3,5 miliar bisa masuk. Namun sayangnya, tak dianggarkan,” tegasnya.
Ditambahkan, hari ini akan dilangsungkan pertemuan bersama Bupati Merauke. Dia berharap ada solusi, sehingga para guru dapat diwisuda.
Seorang Guru SD, Maria Magdalena menuturkan, seharusnya mereka mengikuti wisuda pada 16 Maret 2017.
“Tahun lalu, kami melakukan pertemuan bersama Bapak Bupati Merauke dan dijanjikan semua biaya semester, ditanggung pemerintah. Namun, belum ada tindaklanjut sampai sekarang. Mudah-mudahan ada realisasi secepatnya, agar para guru dapat mengikuti wisuda pada Bulan Juni mendatang,” pintanya. (*)
Copyright ©Tabloid JUBI | Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com