Gambar: (ist). |
Nabire — Secara kumulatif, kasus HIV/AIDS di kabupaten Nabire hingga bulan maret 2017 mencapai 6437 kasus, sekaligus menempati urutan pertama di Provinsi Papua dengan kasus HIV/AIDS tertinggi. Jumlah ini mengalami peningkatan 239 kasus dibanding data per september 2016.
Hal itu diutarakan Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan kabupaten Nabire, Dr. Frans Sayori, seperti dilansir dari RRI Nabire, selasa 27 juni 2017.
Dikatakan Dr. Frans Sayori, tingginya kasus HIV/AIDS tersebur karena perilaku hidup tidak sehat dan beresiko dengan berganti-ganti pasangan dan melakukan sex bebas.
Selain itu, petugas kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ada di Nabire, semakin giat untuk melakukan deteksi pemeriksaan HIV/AIDS sehingga banyak kasus bisa ditemukan.
“Untuk mengakses layanan pemeriksaan HIV/AIDS di Nabire, sudah bisa dilakukan di 19 puskesmas besar di Nabire,” tutur Dr. Sayori.
Berkaitan dengan perkembangan teknologi Dinas Kesehatan Papua dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua, telah melakukan terobosan baru dengan menerapkan sistem sirkumsisi untuk mencegah 7 penyakt menular melalui kelamin, termasuk HIV/AIDS.
Lebih lanjut, Dr. Sayori menambahkan, pihaknya akan terus mensosialisasikan manfaat dari sirkumsisi atau yang lebih dikenal dengan nama sunat bagi kaum laki-laki agar terhindar dari penyakit kelamin maupun HIV/AIDS. Karena selain bermanfaat bagi pencegahan 7 penyakit menular, sirkumsisi juga bisa mencegah penyakit kanker serviks, yang ditularkan oleh kaum laki-laki kepada kaum perempuan.
Copyright ©Nabire.Net “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com