Tabloid-Wani.com, Semarang, Selasa 04 Juli 2017, sebelum membuat
pernyataan terkait pertikaian antar masyarakat di kabupaten Nduga yang terjadi
sejak tahun 2016, sejak awal konflik ini muncul di Nduga antara Yusen Tabuni dan Aibon Tabuni tahun 2016. Kemudian masalah tersebut
dibawah ke Timika oleh para korban yang saat itu merawat di Rumah Sakit Mitra
Masyarakat (RSMM) Timika-Papua. Artinya, para korban pertikaian di kabupaten
Nduga yang semapt merawat di rumah sakit tersebut seketika dikeluarkan justru
di duga kuat membunuh Jhon Gwijangge tepat di pintu masuk KM 11 Desa Kadu Jaya Timika-Papua bulan September 2016 lalu. Melihat
siatuasi tersebut, pihak keamanan mengambil ahli proses pengamanan hingga awal
tahun 2017 masalah tersebut muncul dengan terbunuhnya Hengki Lokbere pada
tanggal 30 Maret 2017. Setalah peristiwa tersebut, saling serang antar kedua
kubu terjadi hingga pihak keamanan kembali melakukan tindakan secara tegas dan
menangkap seluruh keapala perang dan dipenjarahkan. Berkaitan dengan proses penyelesaian dengan
cara teradisi yang dianutnya, maka pihak-pihak yang dipenjarakan kembali
dibebaskan. Hingga pada bulan Juni 2017,
berkaitan dengan syukuran dan pembacaan program kerja Bupati terpilih Yairus
Gwijangge dan Wentius Tabuni, maka kedua kubu yang bertikai di Timika kembali
ke kampung halaman mereka untuk berdamai atau mendamaikan oleh pemda kab.
Nduga, seuai acara tersebut, pada hari sabtu 17 Juni 2017 melakukan serangan
oleh kubu Ones wandikbo yang berakibtkan banyak orang terluka, menurut pantauan
mendia ini, begitu muncul pertikain tersebut, Bupati Nduga mengajak seluruh
pemangku kepentingan agar duduk dan bicarakan persoalan ini agar mencari jalan keluar
perdamaian. Usai pertemuan, Yairus Gwijangge, Bupati Nduga jatuh sakit karena
strock dan melarikan diri ke Timika untuk berobat hingga berlajut perawatan di
SIngapur.menurut hasil via seluler, pihak Bandara bandara Kenyam ibu kita
Kabupaten Nduga menyampaikan bahwa pada saat bapak Bupati naik pesawat, titip
pesan agar rakyatnya menahan diri dan
tidak boleh saling serang . ironisnya, janji seorang Bupati dianulir atas
serangan yang dipimpin oleh kubu Ones
tepat Selasa pukul 06:00 WIB. Atas peristiwa tersebut, menewaskan 1
orang dan puluhan orang luka-luka. Keesokan
harinya kembali saling serang menyerang hingga menambah puluhan korban di kedua
kubu. Melihat hal tersebut, Wakil Bupati Nduga, Wentius Tabuni, DPRP, Emus
Gwijangge, John Beon, selaku ketua LMA masyarakat adat Nduga menagadakan
pertemuan langsung dengan kapolda Papua, Irjen Boy Rafli Amar dan membentuk tim gabungan perdamaian atas
konflik tersebut. Hingga hari ini, 04 Juni 2017 situasi masih kondusif.
Nduga tersebut, ada oknum-oknum tertentu yang merencakan untuk membunuh
Mahasiswa/intelektual Nduga. Maksud para oknum tertentu ini adalah melakukan
pembalasan atas meninggalnya Hengki Lokbere di Timika. Hal itu kemungkinan
besar oknum-oknum itu mencari latar
belakang pendidikan yang sama. Dengan dasar itu, pihak terkait menyebutkan beberapa
nama orang yang menjadi target mereka. Menanggapi hal itu, seluruh Ikatan
Pelajar dan Mahasiswa Nduga se Indonesia menyatakan sikap bahwa:
Kami Mahasiswa dan Intelektual Nduga
secara sadar menyampaikan kepada seluruh Masyarakat Nduga bahwa perluh
mengetahui keberadaan kami sebagai Mahasiswa, sebagai intelektual, sebagai
aktivis yang kesemuanya adalah calon pemimpin Nduga, Papua dan Indonesai pada
umumnya. Kami terus berjuang dengan berbagai cara kami untuk memperbaiki nasib
Nduga, memperjuangkan masa depan Nduga, memperjuangkan kesejahteraan Nduga,
Papua dan semua itu karena demi kemuliaan Tuhan yang pencipta atas langit dan
bumi serta menempatkan manusia Nduga di wilayah adat Nduga dan Papua pada
umumnya;
Konflik pertikaian dan perang yang
terjadi di kalangan masyarakat Nduga tidak diperbolehkan membawah ke luar Kota /
kota Study di mana Mahasiswa Nduga sedang study dengan target pembunuhan
terhadap kami seperti yang sedang dibicarakan oleh oknum-oknum tertentu pada
pertikaian kasus ini;
Kami Mahasiswa Nduga adalah satu
kesatuan yang utuh dan bulat berdasarkan Bahasa Nduga yang satu, Suku Nduga
yang satu, Wilayah Nduga yang satu, Kabupaten Nduga yang satu, adat isti adat
yang satu, yang kemudian ditegaskan kembali dalam Moto IPMNI yaitu Nduga Li
Engga Kagwi Nenpe Misik, Nonowene Misik, Nunuwi Tenaje Mijangen Misik. Dengan moto
ini, maka kami sejak lama menyatakan menolak dengan tegas segala persoalan
dikalangan masyarakat yang berujung merabat ke tingkat Mahasiswa dan
Intelektual Nduga;
Kami mahasiswa Nduga berkomitmen dan
menyatakan siap untuk memproses, menghadili, bahkan upaya lainnya akan kami
ambil apabila kedapatan masyarakat, didorong oleh aktor-aktor tertentu yang
mempermain untuk mencari korban bagi kami dan oleh karenanya masyarakat dapat
memahami setiap persoalan dan dampaknya sehingga menjadi musuh bersama bagi
yang punya pemikiran kotor seperti pada kasus saat ini atas pernyataan oknum
tertentu;
Kami dengan tegas menyatakan bahwa
apabila ada anggota IPMNI yang terlibat dan melibatkan diri lalu mengambil bagian
dalam peperangan yang berakibat pada korban nyawanya, maka hal tersebut
merupakan resika atas keterlibatannya sehingga pihak yang merasa dikorbankan
tidak diperbolehkan mencari Mahasiswa dari pihak yang merasa dirugikan dengan
maksud untuk pembalasan. Yang jelas, Ia merupakan mahasiswa Nduga sebagai calon
pemimpin Nduga dan Papua, namun melibatkan diri pada peperangan yang
mengorbankan rakyatnya sendiri adalah hal yang sangat tidak wajar dan melanggar
moto organisasi Mahasiswa Nduga ( IPMNI) se Indonesia.
Mahasiswa Nduga se Indonesia mengutuk
keras atas tindakan keterlibatan para Mahasiswa, intelektual dan para toko
dalam pertikaian baik kasus sebelumnya, kasus pertikaian saat ini maupun
kasus-kasus yang akan datang. Tindakan yang tidak terpuji tersebut jutru
mengorbankan rakyat yang tak tahu apa-apa;
Kami Mahasiswa Nduga se Indonesia
menyampaikan secara jujur dan teransparan bahwa konflik peperangan antar warga,
antara suku dan lainnya hanya merugikan kami, membawah dampak buruk, merusak
citra kehidupan manusia yang sesungguhnya dan dengan demikian kami akan
termusnah atau bahkan sedang saling memusnahkan diri sendiri. Hal ini membuat
orang Nduga dan Papua akan habis sehingga wilayah, tanah, kekayaan dan
segalanya yang terdapat diatas bumi, didalam perut bumi, diatas udara dan
lainnya yang ada diwilayah tersebut akan dikuasai, dikendalaikan, dimamfaatkan
dan dinikmati oleh para pendatang yang bukan merupakan milik mereka.
bumi serta segala isinya, atas nama moyang dan tulang belulang Manusia Nduga,
dan atas nama kabupaten dan distrik di Kabuapaten Nduga, Masyarakat Nduga
segara dapat menghentikan perang antar warga tersebut secara damai dana man. Mari kita berfikir pembangunan, mengejar
ketertinggal bermultidimensi, terutama pendidikan, kesehatan dan ekonomi agar
kami tidak tertinggal dengan kabupaten tetangga di Papua maupun di Indonesia.
Tuhan Allah sebagai sang pencipta atas semua.
kami atas konflik pertikaian yang berkepanjangan di di tengah-tengah masyarakat
Suku Nduga.
Posted by: Otis Tabuni
Copyright ©Hasil Keputusan IPMNi Se Indonesia
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com