Manokwari — Mahasiswa asal Kabupaten Puncak Jaya di kota Manokwari mendesak Pemkab Puncak Jaya segera merealisasikan pembangunan asrama.
Namun jika masih terdapat kendala, Pemda diminta menyewa rumah dengan ukuran yang besar sebagai tempat pemondokan sementara bagi mahasiswa dan pelajar yang menempuh pendidikan di kota Manokwari.
Ketua Ikatan Mahasiswa Puncak Jaya Manokwari Yekison Murib mengungkapkan para mahasiswa selama ini sering menemui kesulitan lantaran tidak memiliki tempat tinggal yang pasti.
Lantaran tidak mampu menyewa rumah kos-kosan, banyak mahasiswa Puncak Jaya memilih numpang di asrama mahasiswa dari kabupaten terdekat misalnya asrama mahasiswa Tolikara, Timika, Enarotali dan beberapa asrama lainnya.
Sebagian lain terpaksa tinggal di pondok dengan kondisi alakadarnya di kebun-kebun milik warga. Terdapat sedikitnya 7 pondok yang dibangun sendiri para mahasiswa sebagai tempat tinggal.
“Kita malu karena numpang di asrama orang terus. Kami juga tidak bisa belajar dengan baik karena tempat tinggal kita numpang baru ada yang tinggal di pondok saja, “ kata Yekison usai pertemuan dengan para mahasiswa Puncak Jaya di kompleks Swafen Perkebunan, Sabtu (8/7).
Dia menuturukan, sejak 2010 Pemkab Puncak Jaya memang telah menyewa satu rumah kos-kosan sebagai tempat pemondokan yang sekaligus dijadikan sebagai sekretariat ikatan mahasiswa.
Namun rumah tersebut hanya terdiri atas dua kamar sehingga cuma bisa menampung 5 sampai 6 orang. Padahal jumlah mahasiswa terus bertambah dan kini sudah mencapai 96 orang. Dalam beberapa waktu ke depan jangka waktu sewa rumah tersebut akan berakhir.
Dengan kondisi yang ada, menurut Yekison, dia dan teman-temannya telah bersepakat untuk tidak lagi m
Pemperpanjang masa sewa rumah tersebut. Mereka memilih tinggal di pondok sederhana yang hanya beratapkan terpal dan berdinding daun kelapa.
Yekison menyatakan dia bersama rekan-rekannya akan tinggal di pondok tersebut sampai Pemkab Puncak Jaya menjawab aspirasi mereka yakni mengontrak rumah dengan ukuran yang besar sehingga bisa menampung lebih banyak mahasiswa maupun pelajar.
“Kami sudah sampaikan berulang kali secara lisan maupun lewat proposal ke Dinas Sosial, Bappeda, DPRD maupun langsung ke Bupati tapi tidak ada respon sampai hari ini. Jadi kami akan tetap tinggal di sini sampai Pemkab Puncak Jaya kontrak rumah yang lebih besar karena rumah yang ada ini kecil tidak bisa untuk banyak orang, “ tandas mahasiswa D3 Teknik Komputer UNIPA ini.
Ketua DPO Ikatan Mahasiswa Puncak Jaya Manokwari Desmin Murib menyesalkan sikap Pemkab Puncak Jaya yang terkesan tutup mata terhadap kesulitan yang dihadapi para mahasiswa di Manokwari.
“Kami mahasiswa ini adalah aset daerah jadi pemerintah daerah harus perhatikan kondisi kami dengan serius. Kami tidak bisa belajar dengan baik dan nyaman kalau kami saja tinggal berpindah-pindah bahkan ada yang tinggal di pondok-pondok saja, “ ucap Desmin.
Mereka juga berharap Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai putera asli Puncak Jaya mau turun tangan mengatasi permasalahan yang sudah bertahun-tahun dihadapi para mahasiswa di Manokwari.
“Kami minta Bapak Gubernur Lukas Enembe mendorong Bupati Puncak Jaya agar segera merespon aspirasi kami untuk bisa mendapat tempat pemondokan yang baik supaya masa depan mahasiswa tidak terganggu,” sambung Demi Jikwa, salah seorang senior selaku pembina mahasiswa Puncak Jaya di Manokwari.
Copyright ©Cahaya Papua “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com