Saat hujan pun Mama-mama Paniai ini tetap berjualan di pinggir jalan tanpa atap – Foto: Abeth You. |
Paniai — Hingga saat ini mama-mama Paniai yang notabene adalah pedagang asli Papua masih berjualan di pinggiran jalan raya, karena belum ada pasar permanen yang disediakan pemda buat mereka.
Padahal dua tahun telah berlalu sejak pasar sentral yang berlokasi di Iyaipugi, Enarotali, Paniai terbakar. Mama-mama ini pernah meminta Pemkab Paniai melalui instansi terkait agar segera membangun pasar baru.
Pedagang sayuran, Mama Yomance (45) mengatakan, sudah dua tahun menjajakan jualannya di pinggiran jalan. Padahal sebagai produsen ia membantu memperlancar penjualan hasil produksi petani.
“Kami tidak tahu dengan bupati, DPRD, dan Dinas Perindagkop, mereka juga tidak kenal kami, ya kita urus masing-masing saja, kalau mereka sayang kami sebagai mama yang lahirkan mereka, bangun pasar toh, kalau begini kami dibalas dengan air tuba,” katanya kepada jubi, Rabu (12/7/2017).
Pemkab, katanya, akan memindahkan pasar ke Madi. Padahal jarak dari Enarotali ke Madi cukup jauh. Karena itu pedagang meminta agar dibangun kembali di lokasi lama.
“Mau pindahkan ke sanakah, ke sinikah kami tidak akan pindah, kami ini sudah berjualan di Enarotali sejak belasan tahun lalu,” ujarnya bernada emosi.
Menurutnya, jika pemkab ingin membangun pasar sebaiknya di lokasi yang terbakar saja.
“Jangan bikin pusing kami, kalau tidak, ya kami sudah terbiasa jualan di pinggir jalan, makan debu, mandi hujan, kios-kios Buton itu juga disuruh buka, karena mempersempit lokasi,” ujarnya.
Pedagang pinang, Mama Maria (32) berpendapat, hingga saat ini bekas pasar tidak terawat sehingga seperti sarang penyamun.
“Kami sampai saat ini belum dilindungi pemerintah, artinya tidak ada pasar, jadi kami jualan begini saja, ya, itu cukup buat kebutuhan keluarga, kami tidak terlalu harap pemerintah lagi,” katanya. (*)
Copyright ©Tabloid JUBI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com