Gambar: Ilustrasi sandiwara dalam Perjuangan Papua Merdeka. Doc. www.tabloid-wani.com. |
Lt Gen. Amunggut Tabi, dari Markas Pusat Pertahanan (MPP) Tentara Revolusi West Papua (TRWP) lewat kurir menyampaikan Surat tulisan tangan berjudul
“Sandiwara Papua Merdeka: Di Luar Bicara Papua Merdeka, Di Dalam Bicara Indonesia I Love You!” dan menyatakan“Bagi yang kawin dengan Orang NKRI, stop bicara Papua Merdeka!, karena itu secara adat artinya mengutuk diri sendiri, dan mengutuk perjuangan suci ini.”
Tabi melanjutkan dengan menyebut beberapa hal bahwa dalam adat orang Koteka, dan manusia Papua pada umumnya, kalau Anda berjuang melawan suatu individu, keluarga, atau marga atau suku, mereka tidak biasa ambil barang dari pihak lawan, mereka tidak biasa bersekutu dengan anak-anak atau isteri dari pihak lawan. Kekudusan dalam perjuangan pertama-tama ditandai dengan “tidak mengambil perempuan dan barang dari pihak lawan”. Tabi mengatakan,
Tetapi sekarang apa yang terjadi dalam perjaungan PapuaMerdeka? Kita kawin dan otomatis bunuh ras Melanesia, baru kita bicara Papua Merdeka demi ras Melanesia. Siapa pembunuh ras Melanesia? Siapa yang harus kita lawan?
Dalam perjuangan Papua Merdeka sudah banyak hal aneh yang terjadi. Pertama, orang bicara Papua Merdeka tetapi NKRI juga memeluk-mesra mereka siang malam mereka hidup bersama NKRI. Kedua tokoh Papua bicara Papua Merdeka tetapi diundang ke dalam jamuan-jamuan makan kenegaraan NKRI. Ketiga, orang Papua bicara Papua Merdeka, demi menyelamatkan ras Melanesia, tetapi oknum yang bicara Papua Merdeka sendiri adalah pembunuh ras Melanesia.
Apalagi? kata Tabi?
Kalau isteri orang NKRI itu sering keluar-masuk ke Jawa, lalu pulang ke luar negeri, dan suaminnya yang berbangsa Papua terus pura-pura bicara Papua Merdeka, maka kita sudah jeals-jelas mempermainkan aspirasi Papua Merdeka.
Perjuangan ini sudah memakan nyawa hampir jutaan nyawa orang Papua, jangan dipermainkan oleh oknum-oknum menamakan diri pemimpin bangsa Papua tetapi adalah pembunuh ras Melanesia.
PMNews selanjutnya telah menulis surat balik dan memintakan Gen. Tabi menyebutkan saja nama-nama orang yang dimaksud, walaupun PMNews sudah bisa menduga-duga.
Dalam catatan penutup, Tabi mengatakan,
Kasih tahu Benny Wenda, Buchtar Tabuni, Andy Ayamiseba, Rex Rumakiek, John Rumbiak dan sebagainya, bahwa orang Papua yang kawin dengan orang Indonesia adalah kutukan bagi ras Melanesia, kutukan yang mematikan bagi ras ini. Mereka secara jeals dan pasti tidak layak berjuang untuk ras yang mereka sendiri secara pribadi bunuh dalam keadaan sadar. Ini laknat!
Dari surat ini PMNews mencatat bahwa sejak berdirinya PMNews memberitakan kebenaran, yaitu bukan kebenaran orang Papua, bukan kebenaran orang Indonesia, bukan kebenaran oknum dan pihak siapapun, tetapi “kebenaran itu sendiri secara terbisah di dalam dirinya sendiri” oleh karena itu, kalau surat ini berisi “kebenaran dimaksud”, maka Tanah Papua tahu, dan akan menapis siapa pembunuh ras Melanesia yang bermulut domba, dan siapa pendukung dan pelestari serta pejuang untuk ras Melaensia.
Baca berikut ini:
- Sandiwara Papua Merdeka: Di Kamar Tamu Bicara Papua Merdeka, Di Kamar Tidur Bicara I Love You Indonesia
- Buchtar Tabuni: OAP yang Menjabat di NKRI adalah Kolonial
- Empat Strategi Ini yang Sedang Digunakan oleh Kolonial Indonesia untuk Menghancurkan Nasionalisme Papua
Posted by: Admin
Copyright ©PMNews | Papua Post “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
Coba berpikir itu yang luas dan terbuka, Papua merdeka itu bukan hanya orang Papua saja yang berjuang, banyak orang selain Papua juga berkorban untuk perjuangan Papua Merdeka jadi jangan rasis dan mengklaim-klaim seperti ini, komentar ini sangat tidak baik, ini namanya membuat orang lain tidak suka pada Papua merdeka yang awalnya ingin Papua merdeka yang akhirnya tidak ingin mendukung lagi.
Komentar Saran maupun Kritikan seperti ini sebaiknya kita perlu syukuri. Tanpa ada pengendalian yang baik, nasib perjuangan Papua Merdeka bisa terlantar di tangan orang yang tak bertanggung jawab.
Sehingga, jika ada teguran seperti ini, baik dapat dipakai sebagai nahan Refleksi untuk kemajuan perjuangan yang benar.
Terima kasih.
Admin.
;((
Ukam Maniczy, Apa masih aktif buat-buat lagu?. Ayo buat lagu Papua Merdeka lagi, bagus itu saya sudah menontonnya, terima kasih.