Dark
Light
Today: October 7, 2024
7 years ago
55 views

Ketua DPRP: Kapan Air Mata dan Darah di Papua Berhenti Mengalir?

Ketua DPRP: Kapan Air Mata dan Darah di Papua Berhenti Mengalir?
Korban penembakan Deiya. Foto: Doc. Jubi.

Jayapura — Penembakan terhadap 17 warga sipil di Kampung Oneibo, Distrik Tigi Kabupaten Deiyai, 1 Agustus 2017, yang diduga dilakukan anggota Brimob dan polisi menuai kecaman dari Ketua DPR Papua, Yunus Wonda.

Politikus Partai Demokrat itu mengutuk keras penembakan yang dinilai brutal tersebut. Katanya, tidak seharusnya aparat keamanan memuntahkan timah panas dari moncong senjata mereka, ketika menghadapi masyarakat sipil. Masih ada cara-cara lain yang dapat dilakukan.

“Tidak harus menembak. Ini cara-cara yang harus dihentikan. Hingga kini air mata dan darah rakyat Papua terus mengalir. Sampai kapan air mata dan darah rakyat Papua berhenti mengalir? Selalu ada pertumpahan darah di Papua. Kami minta pendekatan persuasif, tidak harus dengan cara kekerasan,” katanya ketika menghubungi Jubi via teleponnya, pekan lalu.

Kata Wonda, senjata diberikan negara kepada aparat keamanan, termasuk Brimob dan kepolisian, untuk melindungi rakyat, bukan membunuh masyarakat.

“Papua ini bukan tempat latihan menembak. Bukan Jalur Gaza. Itu tindakan sangat tidak manusiawi. Kami minta Kapolda dan Kasat Brimob menindak tegas pelaku, apa pun alasannya,” ujarnya.

Menurutnya, harus ada tindakan nyata dari Kapolda Papua dan Kasad Brimob terhadap oknum anggotanya. Pihaknya ingin pelaku dipecat dari kesatuan.

“Kami mau pelaku dipecat, kami mau melihat ketegasan itu. Harus ada tindakan nyata, diproses sesuai aturan. Ini untuk mengembalikan kepercayaan rakyat Papua kepada negera terutama institusi kepolisian,” katanya. (*)

Copyright ©Tabloid JUBI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.