Korban penembakan di Deiyai – Dok. Jubi. |
Jayapura — Legislator Papua, Laurenzus Kadepa meminta Kapolri menarik anggota Brimob yang diperbantukan di wilayah pegunungan Papua.
Hal itu dikatakan anggota Komisi I DPR Papua bidang pemerintahan, politik, hukum dan HAM, guna menyikapi kejadian di Deiyai, Selasa (1/8/2017), atas aksi anggota Brimob dan anggota Polsek Tigi yang mengeluarkan tembakan ketika akan membubarkan massa, dan mengakibatkan satu warga meninggal dan beberapa lainnya mengalami luka karena tertembak.
“Kami minta Kapolri segera mengevaluasi penempatan anggota Brimob di seluruh wilayah Papua, terutama daerah pegunungan. Segera evaluasi kinerja mereka,” kata Kadepa, Rabu (2/8/2017).
Menurutnya, selama ini keberadaan anggota Brimob selalu bermasalah dengan masyarakat.
“Pada kejadian di Deiyai, Kapolda menyatakan anggotanya menggunakan peluru karet, tapi beberapa foto yang kami dapat menunjukkan selongsong amunisi tajam,” ujarnya.
Kata dia, pihaknya sudah mengumpulkan sekian banyak data dan dalam waktu dekat akan dibicarakan bersama pimpinan DPR Papua, langkah apa saja yang akan ditempuh lembaga itu.
Terkait informasi jumlah korban luka, lanjutnya, memang ada beberapa versi. Ada yang menyebut 17 orang, sembilan orang, tujuh orang, enam orang dan kepolisian menyatakan empat orang.
“Informasi jumlah korban ini memang perlu dipastikan tapi menurut saya, satu orang korban pun itu mahal nilainya. Mereka ini manusia,” katanya.
Ia juga mendukung beberapa poin pernyataan Ketua Komisi A DPRD Deiyai Yohanes Adii di antaranya, ingin oknum anggota Brimob yang melakukan penembakan segera ditangkap dan diproses hukum, dan meminta Polda Papua menarik Brimob yang sedang bertugas di wilayah Deiyai.
Terpisah, Sekretaris Fraksi Keadilan Nasional DPR Papua, Nioulen Kotouki mengatakan, Kapolda Papua harus mengambil sikap tegas terhadap anggotanya yang menembak warga.
“Ini saya pikir kesalahan pimpinan. Kapolda harus dievaluasi. Ulah oknum aparat keamanan ini sudah tidak benar,” kata Kotouki.
Menurutnya, sudah sering terjadi penembakan di wilayah pegunungan Papua. Namun tak ada penyelesaian. Akibatnya masyarakat tidak percaya pemerintah dan penegakan hukum.
“Mereka ini abdi negara, senjata itu alat negara. Masalah ini harus diselesaikan tuntas dan jangan lebih memihak kepada aparat keamanan,” ucapnya. (*)
Copyright ©Tabloid JUBI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com