Kepala suku Mee dan keluarga korban bertemu direktur dan tim dokter rumah sakit Dok II Jayapura. Foto. Benny Mawel / Jubi. |
Deiyai — Tim dokter Rumah Sakit Dok II Jayapura, hingga hari ini belum bisa mengangkat serpihan peluru yang mengenai tulang belakang korban, pada kasus penembakan oleh Brimob di Deiyai, 1 Agustus 2017.
Hal itu disampaikan spesialis ortopedi, dr. Yohanes Asamsium yang didampingi Direktur RS, dr. Yoseph Rinta, Senin (4/9/2017).
“Syarat dari operasi itu, kondisi pasien harus maksimal. Maksimalnya itu diukur dari fungsi paru, hati, ginjal dan otak,” katanya, kepada jurnalis Jubi usai menerima rombongan kepala suku Mee dan keluarga korban di rumah sakit.
Hal serupa dikemukakan spesialis paru, dr. Victor Paulus, yang mengatakan pasien dalam keadaan infeksi paru.
“Kondisi paru-paru yang baik dibutuhkan saat operasi, sebab pasien berada dalam keadaan tidak sadar karena dibius. Ketika mengukur hemoglobinnya sangat rendah. Normalnya untuk pria itu 11. Sementara HB korban saat ini 8,” sampainya.
Terpisah kepala suku Mee, Nus Gobay, saat ditemui wartawan mengatakan ia sudah menyerahkan sepenuhnya perawatan ke pihak rumah sakit.
“Kalau perlu rujuk, kita harap rujuk saja. Kami juga tidak mengizinkan selain keluarga, datang mengunjungi korban,” katanya. (*)
Copyright ©Tabloid JUBI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com