Brutalnya Polisi Indonesia saat ini sedang melebihi batas wajar.
Kalo beri pelajaran tuh’ yang wajar saja juga lah… Jangan terlalu berlebihan begitu, sampai lakukan tindakan kekerasan yang berlebihan terhadap rakyat sipil
Kekerasan yang dilakukan oleh Tentara dan polisi Indonesia terhadap rakyat West Papua selama bulan Oktober 2017 belum lama ini.
Mahasiswa Papua diintimidasi dan diinterogasi oleh polisi Indonesia di asrama mereka di Manado Sulawesi. |
Polisi Indonesia di Sorong berpose dengan tas noken Bintang Fajar yang disitanya karena memiliki. |
Yunus Manaruri, Pelajar Kelas X, SMUN 01 Wondama, dikeerotok oleh Polisi Indonesia. |
Ketika sadar kembali, saya diperintah naik ke mobil menuju Kantor Polres Teluk Wondama di Isei (Distrik Rasiei). Dalam perjalanan, petugas Polres di mobil memukul wajah saya dan mem foto dengan HP, terjadi beberapa kali.
Yunus menceritakan, setelah turun dari mobil dan tiba di ruang jaga Polres, petugas ruang jaga pukul Yunus. Tiba-tiba datang seorang petugas lantas memukul saya dua kali di bagian kepala. Petugas tersebut menggunakan cicin batu akik sehingga mengakibatkan bagian dahi kepala bintul.
“Mereka ancam saya, katanya kaya-kaya begini bagus bawah ke lapangan tembak dan tembak kasi mati kemudian saya disuruh angka tangan ke atas meja dan ada anggota mengatakan akan memotong tangan saya dengan sangkur”, cerita Yunus.
Korban Yunus juga mengalami penyiksaan saat ditahan, “Petugas menyuruh saya memungut sapu yang gagangnya dari pipa besi, lalu memukul saya dengan gagang sapu dan membuat kepala saya luka, gagang sapu tersebut bengkok. Anggota lain menyuruh saya duduk merapat dekat pintu sel, lalu ia menendang rahang saya dengan sepatu. Saya masih rasa sakit dirahang.
Yunus Manaruri. |
Saat ini, korban merasakan kesakitan diseluruh badan, pinggang sakit, mata bengkak, gangguan pendengaran, bibir pecah mengeluarkan darah, hidung bengkak dan susah bernafas. Susah tidur dan makan, tenggorokan dan rahang terasa sakit. Jumat, 13 Oktober 2017, Bapak Oparay, anggota polisi, membawa korban pulang ke rumah dalam kondisi masih buruk. Setelah polisi pulang keluarga membawa Yunus ke UGD untuk di periksa dokter dan Yunus dirawat dirumah saja. Rabu, 18 Oktober 2017, saat ini, Yunus masih dalam keadaan yang sakit serius, korban belum bisa bangun sendiri dari tempat tidur, mau ke kamar kecil harus di bantu ke dua saudaranya. Keluarga hanya melakukan pengobatan tradisional berupa daun-daun. Kamis, 19 Oktober 2017, pihak Polres membawa korban ke rumah sakit untuk di periksa dan menurut saudaranya yang juga seorang petugas kesehatan, mengatakan bahwa Yunus akan di rujuk ke Manokwari, kerana ada indikasi tulang jari tangan diduga retak.
Aktivis KNPB berusia 17 tahun, Alex Sambom (kiri) yang ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dan telanjang. |
Petrus Iyai, seorang pria yang disiksa secara brutal oleh polisi Indonesia karena menuntut upah pembayarannya. |
Adik dari seorang aktivis Papua, Rosalina Fonataba (tengah) diserang dan tersingkir dari motornya oleh tersangka anggota polisi Indonesia. |
Posted by: Admin
Copyright ©report to Tabloid WANI | Free West Papua Campaign “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com