Dark
Light
Today: September 20, 2024
7 years ago
46 views

Misionaris GIDI buka klinik kesehatan di Danowage, Korowai

Misionaris GIDI buka klinik kesehatan di Danowage, Korowai
Teresa, istrinya Trevor saat melayani warga Korowai – Foto: Jubi – Agus.

Baca berikut ini terkait #PEMBOHONGAN #HOAX yang dilakukan Indonesia di Forum Internasional PBB:

  1. 4.325 Km Jalan di Papua Fakta atau Hoax
  2. Surat Cinta Buat Ainan Nuran, Diplomat Muda yang Perlu Belajar Tentang Papua

__________________
Danowage — Minimnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat Korowai, membuat misionaris Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Papua, membuka klinik di Danowage untuk melayani warga, Jumat, (20/10/2017), di Korowai.

Salah satu penginjil di Kampung Baigun, Kabupaten Asmat, Pirimus Kogoya, yang datang berobat di klinik misionaris GIDI mengatakan pelayanan kesehatan tersebut sangat membantu masyarakat Korowai.

“Kami tidak tahu lagi mau berobat ke mana, karena di kampung-kampung kami tidak ada petugas kesehatan, yang ada hanya bangunan Pustu yang tidak dihuni,” sampainya.

Simak: Ancaman Kemanusiaan Orang Papua di Bidang Kesehatan

Lanjutnya, mereka datang berobat ke Danowage, karena hanya di sana terdapat pelayanan kesehatan. Meskipun, kata dia, pelayanan kesehatan seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun pemerintah tidak pernah melakukan kunjungan dan melayani warga.

“Pemerintah harus buka pos dan taruh petugas tetap di setiap kampung, agar kami tidak harus jalan kaki ke Danowage untuk berobat kepada misionaris,” pintanya.

Menurutnya, perjalanan dari Baigun ke Danowage bisa memakan waktu dua hari.

“Itu pun jika tidak ada banjir dan kendala lainnya. Ada juga pasien yang kami antar dari Baigun meninggal di tengah jalan, kemudian dibawa lagi ke kampung untuk dimakamkan keluarga,” ungkapnya.

Baca ini: 37 Orang Korowai Menderita Kaki Gajah Minta Pengobatan

Sementara itu, Trevor mengatakan sebagai penginjil ia sangat menghargai nyawa manusia. Sebab menurutnya nyawa begitu berharga di mata Tuhan, dan ini jadi bagian pelayanan kemanusiaan yang ia lakukan di Korowai.

“Kalau ada pasien yang sakit dan darurat, biasanya kami bawa ke Sentani untuk berobat, dengan didampingi penginjil atau keluarga terdekat,” sampainya.

Dari pantauan Jubi, pengobatan yang dilakukan Trevor dan istrinya, Teresa, sangat membantu masyarakat Korowai baik dari Kampung Burukmahkot, Ohkmahkot, Ayak, Baigun, Mabul serta beberapa kampung lainnya.

Pengobatan pun dilakukan secara sukarela dan tanpa dipungut biaya. Dalam sehari pasien yang datang berkunjung 5 sampai 10 orang, baik itu yang membawa anak-anak maupun orang tua. (*).

Simak ini: Mahasiswa Pertanyakan Pelayanan Kesehatan di Korowai

Copyright ©Tabloid JUBI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.