Foto bersama usai kegiatan mengenang 5 thn pembunuhan Hubertus Mabel dan 8 Thn Pembunuhan Kelly Kwalik oleh kolonial Indonesia. Foto: KNPB Sentani. |
PEMBUNUHAN KELLY dan HUBER
KRONOLOGIS SINGKAT PEMBUNUHAN
Foto: Alm. Gen. Kelly Kwalik. |
Jenderal Kelly Kwalik seorang militer tapi dalam metode gerilyanya sangat moderat dan rasional dengan mengedepankan hak asasi manusia dan norma-norma hukum. Jenderal Kelly Kwalik tidak pernah menghancurkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tapi memperjuangkan hak kedaulatan kebangsaan Bangsa Papua 1 Desember 1961 yang diambil secara paksa oleh kolonialisme Indonesia atas konspirasi Amerika melalui New York Agreement dan Roma Agreement.
Jenderal Kelly Kwalik mengabdikan diri untuk tanah Papua, sejak tahun 1974, mulai saat itulah Pemerintah Indonesia menganggap Jenderal Kelly Kwalik sebagai pengacau stabilitas integrasi NKRI sehingga dijadikan sebagai musuh abadi yang harus di hilangkan nyawanya. Tahun 2006 Jenderal Kelly Kwalik secara resmi di jadikan sebagai Daftar Pencaharian Orang (DPO) Polda Papua, atas kasus penembakan warga asing di Mille 72, apakah ini benar di DPOkan? Kenapa seorang DPO kemudian bisa beraudiensi dengan pihak kepolisian pada bulan September 2009 disalah satu tempat di Timika. Kurang lebih 3 tahun, aparat kepolisian dan TNI berupaya untuk menghabiskan nyawa Jenderal Kelly Kwalik, namun selalu gagal terus. Di tahun 2009 ini semua kekuatan diarahkan ke Timika, untuk musnahkan dalang yang meresahkan diareal bisnis emas terbesar dunia ini. Oleh sebabnya PT. Freeport Indonesia secara terbuka mendanai semua kekuatan untuk membunuh Jenderal Kelly Kwalik dengan memberikan biaya operasi keamanan lebih besar, dana ini ambil dari potongan gayi karyawan PT. Freeport Indonesia. (sumber dari manajemen PT. Freeport Indonesia).
Langkah-langkah strategis dilakukan oleh aparat kemanan untuk menembak Jenderal Kelly Kwalik adalah pendekatan persuasive yaitu bagun propaganda bahwa Kapolda Papua Irjend Bagus Ekodanto (mantan) mengatakan pelaklu bukan Jenderal Kelly Kwalik namun Pangdam Cederawasih Mejend. A. Nasution mengatakan pelakunya Jenderal Kelly Kwalik. Kapolda mengatakan hal tersebut karena anak buahnya sudah ketemu langsung dengan Jenderal Kelly Kwalik, ia mengatakan bahwa saya bukan pelaku, konflik diareal PT.Freeport Indonesia, pelakunya adalah aparat TNI dan Polri yang sedang memperebutkan lahan bisnis militernya di areal PT. Freeport Indonesia. Sayangnya pernyataan mantan Kapolda Papua disampaikan ke publik saat menyelang mutasi antara Irjend Bagus Ekodanto digantikan Irjend Bekto Suprapto. Kapolda baru Irjend Bekto Suprapto hiraukan pernyataan mantan Kapolda Papua kemudian mendukung pernyataan Pandam Cenderawasih bahwa dalang pengacauan di areal PT. Freeport Indonesia adalah Jenderal Kelly Kwalik, oleh sebabnya cara yang dilakukan Kapolda Papua adalah memutasikan kapolres Timika beserta jajaran strategis di bersihkan dan steril kemudian Kapolda Papua Irjend Bekto membangun jaringan baru berdasarkan informasi dan data yang telah di himpun oleh Kapolda lama, salah satu data adalah pertemuan dengan Jenderal Kelly Kwalik.
Isu yang dilemparkan ke Jenderal Kelly Kwalik sebelum ditembak adalah akan ada dialog antar bangsa Papua dengan bangsa Indonesia dalam rangka penyelesaian konflik politik yang berkepanjangan terjadi di tanah Papua jadi harus turun ke kota. Pihak pemerintah telah menyediakan biaya perjalanan dan akomodasi. Isu ini Jenderal Kelly Kwalik terima tanpa memperhitungkan kemungkinan buruk lainnya. Sehingga Jenderal Kelly Kwalik datang mendiam diri dirumah salah satu warga selama satu minggu di Gorong-gorong Timika.
Ketika hitungan Intelejen Indonesia memastikan Jenderal Kelly Kwalik ada di Kota Timika, maka Intelejen Indonesia bergerak dengan menciptakan propaganda sebelum penembakan terhadap Jenderal Kelly Kwalik Tanggal 15 Desember 2009, yaitu pelantikan anggota DPRD Timika periode 2009-2014 dan pada malam hari terjadi pembakaran pasar di Timika kota saat itulah Jenderal Kelly Kwalik ditembak. Artinya perencanaan ini sudah dibuat sedemikian rupa agar alihkan perhatian masa ke pelantikan anggota DPRD Timika dan pembakaran Pasar di Timika, supaya dengan mudah menghilangkan dan mengambil nyawa Jenderal Kelly Kwalik.
Rabu, 16 Desember 2009
Jam 03.00 WP, Jenderal Kelly Kwalik berhasil ditembak oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri di gorong-gorong Timika. Jenderal Kelly Kwalik tertembak di paha kanan tembus ke paha kiri di salah satu rumah warga sipil di Timika, tertembaknya Jenderal Kelly Kwalik saat sedang tidur, seorang agen dari densus 88 menghampiri depan pintu kamar dimana Jenderal Kelly Kwalik sedang tidur kemudian mengetuk pintu dan memanggil nama untuk dibukakan pintu (dalam bahasa amungal), Jenderal Kelly Kwalik bangkit berdiri dari tempat tidur langsung buka pintu, setelah dibukakan pintu terperangkap dalam todongan senjata Densus 88, Jenderal Kelly Kwalik mundur dan keluar lompat melalui jendela dengan tujuan bisa menyelamatkan diri namun diluar sudah kepung sehingga berhasil melumpuhkannya melalui timah panas, tanpa ada perlawanan senjata dengan pihak Densus 88. Jenderal Kelly Kwalik langsung di evakuasi ke rumah sakit Karitas Kuala Kencana Timika. Dalam perjalanan dari TKP menuju ke Rumah Sakit Karitas Jenderal Kelly Kwalik menghembuskan nyawa karena kehabisan darah. Di tempat TKP juga pihak Densus 88 berhasil menyita beberapa barang saebagai alat bukti dan menangkap 5 orang sebagai saksi 4 orang laki-laki dan 1 orang perempuan kemudian diamankan Polres Mimika. Setelah di evakuasi jenasa Jenderal Kelly Kwalik di rumah sakit Karitas Timika, sekitar jam 11.00 WP Jenderal Kelly Kwalik diberangkatkan ke Jayapura melalui pesawat Buing Merpati untuk melakukan otopsi forensik di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura.
Foto: Jenasa Kelly Kwalik. |
Di Timika setelah mendengar kabar bahwa Jenderal Kelly Kwalik ditembak, masyarakat dari berbagai suku di tanah Papua langsung mendatangi kantor DPRD Timika dengan membetangkan sejumlah tulisan-tulisan di spanduk dan pamphlet sebagai tanda protes terhadap penembakan Jenderal Kelly Kwalik yang tidak manusiawi dilakukan oleh aparat negara Republik Indonesia. Masa yang begitu besar mulai datang dari arah masing-masing penjuru komunitas mulai memadati halaman kantor DPRD Timika sehingga DPRD Timika dengan inisiatif memberikan izin tempat untuk melakukan duka dan prosesi upacara pemakaman. Masyarakat menempati di lingkungan DPRD Timika dengan membuka tenda-tenda, mendatangkan alat-alat masak secara spontan dari masyarakat untuk tinggal bertahan. Dengan menuntut bahwa, kami keluar dari lingkungan DPRD Timika ketika ada putusan politik yang jelas dari negara colonial Indonesia dan sekutunya tentang hak kebangsaan Papua 1 Desember 1969. Kalau tidak ada putusan politik yang jelas maka masa tetap bertahan di kantor DPRD Timika apapun resikonya.
2. HUBERTUS MABEL
Selama menjalankan amanat kongres dalam pejuangan kemerdekaan Papua Barat, Hubertus tetap optimis dengan moto “Indonesia adalah Musuh Abadi Ku”, dengan semangat moto perjuangan terus diperjuangkan. Hubertus juga dipercayakan sebagai Ketua Panitia Konferensi Tingkat Tinggi TPN-OPM di Biak pada Pra KTT di Maribu sebelum KTT. Dia berhasil menghadirkan ratusan delegasi seluruh Papua, untuk melaksanakan kegiatan, maka konferensi telah sukses. Selanjutnya Rakernas TPNPB dilaksanakan selama dia menjabat sebagai Ketua Militan.
Foto: Alm. Hubertus Mabel. |
Hubertus Mabel adalah seorang pejuang kemerdekaan West Papua. Saat itu, Hubertus menjabat sebagai Ketua Komisariat Militan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) pusat.
Saat itu, pukul 10.30 pagi di kampung Abusa, anggota Kepolisian Resor Jayawijaya bersama Densus 88 secara tiba-tiba menembak Hubertus Mabel dengan tima panas di bagian paha. Setelah mereka melumpukannya, masih dalam keadaan hidup, Almarhum dinaikan dalam sebuah mobil mobil, lalu dibawa ke arah Wamena Kota, namun dalam perjalanan menuju Wamena Kota, Polisi membunuh Huber menggunakan sangkur milik polisi. Hal ini terlihat pada tubuh korban ada bekas tusukan benda tajam di bagian leher sampai tembus ke jantung, hingga akhirnya Alm. Hubertus tewas.
Hubertus Mabel merupakan salah satu korban dalam skenario kriminalisasi dan terorisasi gerakan KNPB oleh Kapolda Papua Tito Karnavian. Hubertus dituduh terlibat penyerangan di Pirime, padahal Hubertus saat itu sedang berada di kampung Kurulu yang sangat jauh dari Pirime, dimana ia baru tuba dari Jayapura untuk merayakan Natal di kampungnya.
Hubertus dibunuh 6 bulan setelah Polisi membunuh Mako Tabuni pada 14 Juni 2012. Setelah Hubertus dibunuh, sore harinya, Polisi melempar mayatnya di pinggir jalan Kampung Abusa. Hingga saat ini, Polda Papua belum memberikan keterangan dan alasan, serta bukti kejahatan dituduhkan kepada Alm. Hubertus Mabel.
Setiap tahun saat memasuki bulan Desember, Kolonial Indonesia melalui Kepolisian Daerah Papua dan satuan lainnya, selalu memberikan “kado Natal” dengan penembakan dan pembunuhan Aktivisi Papua Merdeka. Contohnya seperti: Kellik Kwalik dan Hubertus Mabel pada 16 Desmber, Matius Tengket pada 26 November dan penembakan oleh Polisi terhadap rakyat sipil berbama Eduard Okoseray pada tanggal 30 November 2013 di Yongsu dan masih banyak lainnya.
Posted by: Admin
Copyright ©Tabloid WANI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com