Jayapura — Socratez Sofyan Yoman terpilih kembali memimpin Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua melalui pemilihan yang berlangsung di akhir Kongres ke-18 Baptis pada 14 Desember 2017 di Gereja Baptis Bahtera, Sinakma, Wamena, Papua.
Ketua Panitia Kongres, Denius Kogoya, mengatakan pemilihan ini berlangsung dengan prinsip yang berlaku dalam gereja Baptis, yakni mandiri, otonom, dan independen dari intervensi sistem yang dibangun dengan otoritas manusia.
Karena independen, kata dia, Gereja Baptis tidak tunduk kepada aturan-aturan pemerintah. Gereja Baptis punya aturan sendiri untuk mengatur kehidupan iman, ekonomi, dan sejarah gereja.
Kata dia, termasuk periodisasi kepemimpinan Gereja Baptis tidak mengenal sebagaimana yang berlaku lazim dalam pemerintahan, bisa lima tahun atau 10 tahun.
“Walaupun ada aturan rumah tangga tetapi otoritas tertinggi ada di umat. Jadi selama umat percaya terhadap pemimpin, selama itu pula berlaku. Bila perlu seumur hidup,” kata dia.
Dari 245 perwakilan, 76 wilayah, dan 313 jemaat Baptis yang hadir dalam kongres dengan suara bulat masih percaya Socrataz Sofyan Yoman memimpin Gereja Baptis periode 2018-2022.
“99,9 persen memilih Doktor Yoman,” ungkapnya.
Kata dia, suara bulat yang memilih Yoman ini membuktikan jemaat masih percaya Yoman. Jemaat membutuhkan pemimpin yang memberikan perlindungan, kenyamanan, dan pemimpin yang peka terhadap situasi jemaat.
“Suara jemaat itu yang kita percaya. Suara itu yang berlaku karena suara umat itu suara Tuhan,” tegasnya.
Kata dia, secara resmi pula, kongres menyepakati pengunaan sebutan Presiden Baptis dari yang sebelumnya Ketua Sinode. Ke depan, kata dia, Gereja Baptis akan mengunakan istilah ‘Presiden’ Persektuaan Gereja-Gereja Baptis Papua.
Denny Wenda, Sekretaris Pantia, mengatakan terpilihnya Yoman itu penuh dengan harapan. Harapan umat terhadap Yoman bisa melanjutkan menyuarakan suara-suara kenabian yang disuarakan selama ini, yang berpihak terhadap kaum tertindas di Papua.
“Kami harap pelayanan-pelayanan kepada umat dengan kampanye meminum air dari sumur sendiri, mandiri itu terus kita harapkan,” katanya kepada Jubi.
Karena kampanye itu sudah efektif dalam gereja Baptis saat ini. Gereja Baptis sudah membuktikan itu dalam kongres ke-18. Jemaat Baptis tidak tergantung kepada siapapun untuk menggelar kongres.
Yoman yang dikonfirmasi mengatakan dirinya tidak akan pernah membawa Gereja Baptis tunduk kepada otoritas pemerintah. Gereja Baptis akan berdiri kokoh dibawah otoritas Ilahi.
Kata dia, kekokohan itu akan dibangun dengan lima kebijakan. Kebijakan penginjilan, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi warga Baptis, perjuangan keadilan, dan perdamaian.
“Kita terus melayani dengan tema Kita meminum air dari sumur kita,”ungkap pemimpin yang akrab dengan sebuatan Gembala kaum tertindas ini.
Terjemahan tema itu jelas. Mandiri dalam teologi, daya, dan dana. Warga gereja Baptis diajarkan berdiri di atas kaki sendiri untuk beriman kepada Tuhan tanpa berwatak tergantung kepada aturan manusia yang dibangun untuk menguasai dan merendahkan martabat manusia.
Kata dia, sebagai gereja yang berdiri dibawah otoritas Ilahi, misi gereja Baptis jelas. Gereja akan menjaga keutuhan umat Tuhan di tanah Papua. Umat Tuhan tidak boleh menjadi sasaran pembunuhan atas nama apapun, selama gereja Baptis ada, dan selama dirinya masih memimpin.
“Saya akan jaga umat Tuhan. Tidak boleh ada pembunuhan atas nama NKRI di atas tanah ini,” tegasnya. (*)
Copyright ©Tabloid JUBI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com