Eksekutif Persatuan Gerakan Pembebasan untuk West Papua atau ULMWP telah memenuhi permintaan Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O’Neill, untuk bersatu.
Dan yakin bahwa sebagai Ketua Melanesia Spearhead Group (MSG) minggu depan, Perdana Menteri O’Neil akan memilih untuk mendukung aplikasi West Papua untuk menjadi anggota penuh MSG.
…simak ini: PNG Jadi Tuan Rumah KTT MSG Bulan Februari 2018
Juru bicara ULMWP, Jacob Rumbiak mengatakan bahwa pertemuan akhir pekan yang berakhir di Port Vila telah membangkitkan semangat tekad dan persatuan untuk menghentikan genosida rakyat West Papua yang diintegerasi oleh Indonesia.
Pada pertemuan tersebut, ULMWP membuat perubahan dalam kepemimpinan, struktur, peraturan perundang-undangan serta keanggotaannya.
Juru bicara mengatakan, para eksekutif telah menghasilkan deskripsi pekerjaan, agenda, rencana tindakan dan operasi strategis untuk gerakan tersebut.
“Agenda diajukan oleh Komite Eksekutif, disahkan oleh Komite Legislatif dan disetujui oleh Komite Yudikatif,” ujar juru bicara tersebut.
Eksekutif ULMWP akan menghadiri Pertemuan MSG di Port Moresby, PNG minggu depan. Rumbiak mengatakan bahwa, orang Papua masih tewas dituduh berada di tangan penguasa kolonial Indonesia.
Insiden Keracunan
Misalnya (sebelumnya) kemarin seorang Pemimpin Muda anggota Parlemen Nasional West Papua (PNWP), Wendi Wenda, 20, meninggal dalam insiden keracunan yang dicurigai setelah menerjemahkan (ke dalam bahasa Inggris) situasi saat ini di West Papua ke seorang wartawan internasional, kata Rumbiak.
Berbicara atas nama Vanuatu Free West Papua Association (VFWPA) dan Vanuatu Christian Council, Ayub Dalesa meminta semua gereja di Vanuatu untuk berdoa bagi West Papua.
“Jika Papua Barat adalah isu global maka diperlukan juga keterlibatan global yang aktif,” kata Dalesa.
“Australia juga harus memikirkan kembali kebijakan luar negerinya mengenai kerja sama pertahanan bilateral dengan Indonesia ketika kita berbicara mengenai keterlibatan global karena secara tidak langsung, Australia tampaknya berkontribusi terhadap laporan-laporan tentang kekejaman yang telah berlangsung lama di West Papua.”
Dalesa juga menantang PNG dan Fiji untuk mengenali posisi yang mereka ambil mengenai West Papua. Selain itu, dia berharap Dewan Gereja PNG akan mengadopsi peran yang lebih proaktif untuk mendukung West Papua.
Pada front politik langsung di Uni Eropa (UE) dan Afrika Karibia dan Pasifik (ACP) di Brussels, Dalesa mendesak Pemerintah untuk menjaga momentum dengan menunjuk suara agresif tanpa kehadiran mantan Duta Besar untuk Uni Eropa, Roy Micky Joy, kepada terus mengetuk dan menyuarakan penderitaan West Papua secara global melalui UE dan ACP.
Posted by: Admin
Copyright ©DailyPostVU | AsiaPacific Report | Vanuatu Independent “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com