Jeffry Pagawak. |
PNG | Ketua OPM Marvic Jeffry Pagawak membantah keras pernyataan diusul ULMWP menyangkut perang antara TPNPB dan gabungan TNI POLRI Indonesia pada (11/06/18) di ndugama. Ketua OPM, Dari Markas Besar OPM TPNPB victoria, membantah dualisme pernyataan yang dikeluarkan oleh Jubir ULMWP Dan ketua ULMWP yang dianggap dilemah dan kontrofersial.
Jeffry Pagawak yang mengamban pucuk pimpinan OPM dirimbah Raya New Guinea, yang telah dipilih sebagai ketua OPM dalam sidang istimewa pada February 2017 membantah sikap keterlambatan para eksecutiv ULMWP yang sangat lambat menjawab situasi perang antara TPNPB Dan TNI POLRI Di Dugama papua barat.
(Baca juga: Ketua FKUB dan Toma Nduga: KKB Jangan Ganggu dan Melukai Warga)
Pasalnya ketua OPM membantah statement politik oleh ULMWP Karena dianggap kurang kooperatif dan tidak mampu menterjemahkan aspirasi atau statement mendasar yang dikeluarkan langsung dari pimpinan TPNPB di medan pertempuran, “eksecutive ULMWP itu para diplomat, sebagian dari mereka merupakan diplomat OPM, diplomat punya tugas hanya melanjutkan apa yang dikeluarkan dari medan pertempuran, dan melanjutkan juga loby-loby ke negara-negara atau organisasi-organisasi dunia yang mampu mendukung perjuangan Papua Merdeka melalui jalur perang”
Selajutnya ketua OPM sangat kecewa karena dianggap kurang kooperatif antara jubir ULMWP Dan Ketua ULMWP yang keluarkan pernyataan yang berbedah, keduanya tidak mengambil pernyataan OPM TPNPB sebagai subjek yang layak mencantumkan sebagai Penggeraknya di mendag perang.
Dirinya menegaskan bahwa Dalam era ini Kita tidak perlu dengan diplomat yang penakut atau memilih jalan tengah, diplomat punya tugas itu melanjutkan apa yang ada dan sedang berjalan Karena kami sebagai pimpinan OPM TPNPB di hutan bahkan orang-orang tua sebagai pendiri OPM diluar negeri siap bertanggung jawab atas semua perang gerilya yang terjadi dari awal tahun 1960an hingga sampai saat ini.
Selanjutnya, Ketua OPM juga tidak Lama lagi akan mengeluarkan sebuah pernyataan resmi yang akan mengundang Indonesia agar membuka diri menuju titik-titik penentuan menyelasaikan aspirasi rakyat Papua ditingkatan international guna kemerdekaan dan kedaulatan penuh bagi bangsa Papua.
Kemudian Pagawak Menjelaskan bahwa Perang itu harus, kami bukan mau Merdeka tetapi kami mau rebut kembali kemerdekaan yang dirampas oleh kolonial Indonesia, oleh sebab itu TPNPB sudah buktikan lewat perang sejak dulu sampai sekarang, sehingga semua pilar dan organisation sipil maupun politic harus ikuti irama OPM TPNPB dan bergerak dibidang masing masing menuju satu langkah.
(Baca ini: Ketua DPRP: Tarik Pasukan dari Nduga!)
Ketua OPM Marvic Jeffry Pagawak juga melihat sikap kekanak kanakan POLDA Dan PANGDAM yang awalnya menyangkal soal serangan udara helicopter yang melakukan pemboman, dan kemudian mulai mengakuinya ketika ada tekanan relaxant luar, dunia berubah dulu bedah dengan Semarang, saat ini adalah zaman modern tidak ada sesuatu yang tersembunyi lagi, transparency Dan kredibilitas sangat mendukung wibawah negara negara diseluruh dunia, dalam hal ini kami memandang Indonesia tidak mampu dan kaget terhadap situation Dugama menurut kami ini bukti kekalahan dan ketidak mampuan negara Indonesia dalam menterjemahkan perang gerilya pasukan pasukan kami TPNPB. Tutupnya.
(Simak ini: UU Antiterorisme RI Berpotensi Bidik Kelompok Bersenjata Papua)
Copyright ©CommunalPost “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com