Staf Perwakilan Komnas HAM Papua Yorgen Numberi (berdiri) sedang mendampingi Presiden BEM Uncen dalam memberikan keterangan kepada polisi di Polresta Jayapura Kota. |
Jayapura — Presiden Mahasiswa Universitas Cenderawasih (BEM), Ferry Kombo telah ditahan oleh pihak kepolisian. Namun belum diketahui apa alasan polisi menahan Presiden Mahasiswa Uncen ini.
Hal ini disampaikan oleh mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Uncen, Benyamin Lagowan.
“Presiden mahasiswa ditangkap tadi jam empat sore,” ungkap Lagowan, Kamis (16/08/2018) malam di sekitar kampus Uncen, Jayapura.
Lagowan mengatakan penangkapan Ketua BEM tersebut tidak procedural dan memberikan kesan penculikan,
“Dia sebenarnya diculik. Prosesnya penangkapannya tidak ada pemberitahuan, tetapi hadang dan tangkap di depan RS Dian Harapan” lanjut Lagowan.
Lagowan menduga penahanan presiden mahasiswa ini berkaitan dengan aktivitas Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru ( PKKMB) di Kampus Uncen yang belakangan ini menjadi sorotan karena para mahasiswa baru mengenakan gelang bermotif Bintang Kejora dan menyanyikan yel-yel “Bukan Merah Putih Tapi Bintang Kejora”.
“Aktivitas tersebut masuk dalam otoritas kampus. Sangat tidak pantas kalau dia ditangkap. Karena itu, kami minta dia dibebaskan. Lembaga (Uncen) harus berkordinasi dengan polisi untuk bebaskan Ferry,” ujar Lagowan.
(Baca ini: Ada Gelang Papua Merdeka dan Papan Nama Referendum di Ospek BEM FISIP Uncen)
Kronologis penangkapan yang dikumpulkan Jubi dari sejumlah mahasiswa menyebutkan sekitar pukul 15.00 Wakil Ketua BEM Fakultas Teknik Uncen melihat sebuah mobil yang dikendarai oleh Ferry melintas tepat di depan pos penjagaan polisi Perumnas II Waena. Ia memanggil Ferry. Namun tidak seperti biasanya, Ferry tidak menanggapi panggilan itu.
Setelah itu muncul dua orang berpakaian preman menggunakan sebuah motor membuntuti mobil yang dikendarai Ferry. Melihat hal itu, Wakil Ketua BEM Fakultas Teknik ini berinisiatif mengikuti kendaraan yang dikendarai Ferry mnggunakan sebuah motor. Dalam perjalanan (tepat di depan PLTD Waena), muncul dua mobil berwarna hitam dan berkaca gelap melambungi motor yang dikendarainya.
Tepat di depan Jalan Proyek Perumnas II Waena, motor yang dikendarai dua orang berpakaian preman tadi melambungi dan menghadang laju mobil yang dikendarai oleh Ferry. Mobil Ferry tiba-tiba berhenti, demikian juga dua mobil berwarna hitam tadi. Dari dua mobil berwarna hitam ini keluar sejumlah orang keluar dan melakukan penangkapan terhadap Ferry.
Selain Ferry Kombo, ikut diperiksa juga Agus Helembo, ketua panitia PKKMB Uncen.
Kepada Jubi, Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Ramandey mengaku telah menugaskan seorang staffnya yang bernama Yorgen Numberi untuk mendampingi Ferry dan Agus dalam pemeriksaan polisi. Ia mengatakan kedua mahasiswa tersebut sedang menjalani pemeriksaan di Polresta Jayapura Kota.
(Baca ini: KNPB : Uncen Bertanggung Jawab Kaji Sejarah Papua Merdeka)
“Keduanya baik-baik dan koperatif. Kapolresta jamin setelah dimintai keterangan, keduanya akan di pulangkan,” kata Ramandey. (*)
Copyright ©Tabloid JUBI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com