Yogyakarta — Anggota Komisi I DPR Papua, Laurenzus Kadepa menjelaskan, kunjungan pertamanya beberapa tahun lalu dan kunjungannya saat ini di kota Yogyakarta.
“Kepada yang Mulia Sri Sultan H Buwono, Gubernur DIY di Jogyakarta. Saya Laurenzus Kadepa, Anggota DPR Papua dari Komisi I, Ijin yang mulia, saya datang lagi yang kedua kali. Dua tahun lalu saya bersama perwakilan mahasiswa pernah ketemu Yang Mulia Sultan di Yogyakarta – Indonesia atas kasus Pengepungan mahasiswa Papua di Asrama Kamasan Jogyakarta oleh ormas-ormas dan pihak keamanan (polisi),” ungkapnya, Sabtu (6/10/2018).
Ia tak lupa mengungkapkan, apa yang pernah disampaikan saat kunjungan pertamanya di Yogyakarta.
“Saat itu saya bicara dengan tegas meminta kepada Yang Mulia Sultan bahwa tolong menjaga rakyat saya baik. Rakyat saya tinggal sedikit, tidak sebanding dengan jumlah orang Jogyakarta yang ada di Papua saat ini. Jumlah orang Yogyakarta di Papua banyak tidak bisa dihitung, mereka di Papua aman nyaman tanpa ada masalah, punya usaha bidang apa saja di politik dan birokrasi pun ada orang Jogyakarta. Orang Papua selalu melihat mereka juga bagian dari orang Papua, itu yang pernah saya sampaikan dan saya masih ingat, barangkali Yang Mulia Sultan sudah lupa,” ungkapnya.
Laurenzus menyampaikan pernyataan tertulis kepada Raja Yogyakarta untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswa Papua yang sedang mengenyam pendidikan.
“Maka, saat ini saya datang melalui pernyataan tertulis menyampaikan dengan hormat keadilan harus ditegakkan. Makin tidak amannya rakyat Papua terutama Mahasiswa di Yogyakarta saya sangat kecewa. Ini tidak adil. Sebagai raja Jawa, selaku Gubernur, juga Tokoh Bangsa, seharusnya menciptakan Jogyakarta aman untuk semua suku bangsa tanpa kecuali,” tuturnya kepada wartawan KD.
Ia mengaku, kenapa membuat pernyataan tertulis kepada Sri Sultan.
“Saya mendapat informasi terbaru dari ketua Ikatan Mahasiswa Papua di Yogyakarta bahwa, mereka sedang hadapi banyak masalah berturut-turut, bahwa mereka dikejar dengan parang dan dibacok serta ditikam tanpa masalah apapun. Makanya kemarin mereka turun jalan melakukan aksi damai ke kantor Gubernur. Para mahasiswa juga mau beraktifitas ke kampus untuk kerja tugas malam juga sangat susah sekali, karena semua jalan-jalan di awasi oleh preman bayaran dari orang Ambon Key sehingga mereka bingung, padahal mereka tidak punya masalah apa-apa,” tuturnya.
(Lihat ini: DPR Papua akan Segera ke Yogyakarta, “Kami tidak Terima Sebutan Monyet”)
Dalam pernyataan tertulisnya ada dua poin yang menjadi poin utama agar mahasiswa Papua diberikan kenyamanan di kota Gudeg.
Permintaan Saya:
- Meminta kepada Yang Mulia Gubernur DIY agar memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa dan rakyat Papua di Yogyakarta dan sekitarnya dan, bersama pihak kemanan (polisi) segera menangkap preman2 bayaran dan proses hukum. Mahasiswa Papua adalah Warga Negara Indonesia yang berhak tinggal di Yogyakarta juga daerah lain di Indonesia.
- Meminta kepada Gubernur Papua, MRP, DPR Papua dan para bupati mengambil sikap jelas sebagai solusi terkait terancamnya keberadaan mahasiswa Papua yang ada di Jogyakarta maupun kota study lain di Indonesia. Membutuhkan sikap pemerintah daerah Papua yang tegas dan pasti.
Sekian & Terimakasih
Copyright ©Kabar Daerah “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com