– Yang Mengatakan Sinting, yang Mendengar tetapi Tidak Memprotes Gila
Sering dengar kalimat ini “Saudara-Saudara Sebangsa dan Se-Tanah Air artinya apa?”
Saya harus terus-terang, dalam bahasa Indonesia, “se-bangsa’ artinya bangsa satu, sementara se-tanah air artinya satu tanah leluhur.
Lah sekarang coba jawab
- Siapa yang bilang Indonesia itu nama sebuah “bangsa”?
- Siapa bilang dengan kehadiran “Indonesia” maka Jawa, Sumatera, Bali, Papua, Madura itu secara otomatis terhapus dan dilupakan serta-merta dan lama-lama dihapuskan dair muka Bumi?
- Kita apakan “bangsa-bangsa yang ada di Negara Indonesia” di pikiran/ otak kita pada saat kita katakan kalimat ini: dihapus, akan dihapuskan, sudah dihapuskan, seolah-lolah tidak ada?
Lalu apa artinya “se-tanah-air?”
- Tanah air yang mana?
- Pulau Jawa, Sumatera,
- Kalimanan
- Bali,
- New Guinea (maaf Papua itu bukan nama Pulau, tetapi nama bangsa, jadi bukan pulau Papua tetapi pulau New Guinea)
Manusia di mana-pun di muka Bumi tidak pernah bertanya, “Kok satu tanah air?” padahal pulau-pulau sudah banyak ratusan-ribu pulau malah disebut satu? Logika politik sehat apa?
Lebih salah lagi, kita yang mendengarnya juga menganggap ini pernyataan yang benar.
Sama dengan orang katakan “Selamat pagi di waktu malam”, dan mengatakan “Matahari biasanya terbit dari ufuk Barat!” tetapi kita yang mendengarnya juga menerimanya dan menganggap itu benar karena dikatakan dalam rangka NKRI harga mati atau bingkai Merah-Putih.
Usaha saya untuk menggugat logika sehat! Bukan berkata-kata manis secara politik, padahal menyesatkan logika sehat, itu sebuah proses pembodohan. Yikwanak.com tidak ikur arus pembodohan itu, ada amin?
(Baca juga: “Papua Merdeka” antara Makna, Visi, Tujuan dan Cara bangsa Papua Merubah Nasibnya)
Saya tahu Anda akan katakan ini pernyataan politik saja, tidak harus dirasionalisasi seperti ini, tetapi politik tidak boleh bermain dengan penyesatan seperti ini. Kalimat ini harus dirubah. Yikwanak.com Kole usulkan kalimat ini menjadi “Saudara-Saudara Bangsa-Bangsa dan Tanah Air di dalam NKRI”, jadi kita pisahkan antara bangsa, tanah leluhur dan NKRi sebagai tiga entitas yang terpisah, yang disatukan dalam satu kedaulatan negara.
Logika sehat saya mengatakan saya bangsa Papua, bertanah-leluhur New Guinea, berkewarga-negaraan Indoneesia. Ini logika sehat, dan ini kebenaran mutlak.
(Baca ini: Mau Melompat, Tetapi Belum Yakin Akan Sampai ke Sebelah atau Tidak?)
Posted by: Admin
Copyright ©Yikwanak “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
NEGRI BESAR INI TERLALU DI MANFAATKAN……Sangat Sepakat Dengan Apa Yang Di Beritakan
Kita tidak bisa sia-siakan hidup kita ini hanya untuk "dikorbankan" oleh mereka yang berkepentingan NKRI-biadap.
Terima kasih sudah mengunjungi kami.