Dark
Light
Today: December 10, 2024
6 years ago
104 views

Pangdam Cenderawasih: Jangan Pernah Mimpi untuk Merdeka

Pangdam Cenderawasih: Jangan Pernah Mimpi untuk Merdeka
Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring saat memberikan sambutan usai sertijab Danyon 751/Raider. Foto: Yurie.

Sentani — Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengungkapkan bahwa Papua menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan karena adanya aneksi ataupun interfensi, tetapi karena adanya Perjanjian New York yang melahirkan Resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

(Baca Ini: KNPB: Seruan Aksi Nasional Tanggal 15 Agustus 2016)

Dilansir dari Wikipedia.org, setelah PBB memfasilitasi Belanda dan Indonesia untuk berunding soal Papua, pada tanggal 15 Agustus 1962 diperoleh Perjanjian New York yang berisi penyerahan Papua dari Belanda melalui United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA).

“Tidak ada itu aneksi dan interfensi, Papua ini beda dengan Timor Timur” tegas Pangdam usai upacara serah terima jabatan (sertijab) Danyon 751/Raider di Sentani, Senin (31/12/2018).

Dijelaskannya, pada tanggal 1 Mei 1963 Papua kembali ke Indonesia. Kedudukan Papua sebagai bagian dari NKRI dan lebih dipertegas lagi dalam Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) tahun 1969, bahwa rakyat Papua memilih tetap dalan lingkungan RI.

“Jadi berhentilah untuk berpikir merdeka, jangan mimpi. Marilah kita membangun dan menikmati hasil pembangunan itu. Jadi kita jangan emosentris dan membuat kondisi sekarang ini kayak dulu” ujarnya.

Sembiring juga menegaskan bahwa PBB tidak akan pernah menerima berbagai resolusi tentang Papua yang saat ini sedang diajukan. “Tidak akan, nggak mau PBB merubah itu sama saja meludah dan menjilat kembali” tegasnya.

(Baca Catatan Sejarah Ini: Perayaan Kemerdekaan Indonesia di Papua adalah Pembohongan Publik)

Pangdam juga menuturkan bahwa dirinya sudah menyampaikan kepada beberapa bupati bahwa merdeka itu bukanlah hal yang mudah. “saya bilang you pikir merdeka itu gampang, salah satu adalah masalah finance. Contoh, timor-timor itu sampai sekarang tidak punya mata uang. Lu pikir gampang bikin mata uang kita diakui dunia lain. Sekarang mereka pake dolar, dan itu terpantau berapa harganya”.

“Kita anak tuhan mari berikan kabar gembira dan sampaikan apa adanya. Terus terang saya tidak takut menyampaikan hal ini bagi saya jabatan itu anugrah. Kalau Tuhan sudah tempatkan Yosua Pandit Sembiring disini berarti Tuhan punya maksud” pungkasnya.

Copyright ©Reportase Papua “sumber”
Hubungi kami di E-Mail 📧: tabloid.wani@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.