Ket. Foto: Priska Loho (dok. pribadi) |
Oleh: Priska Loho)*
Melihat maraknya wacana tentang pemekaran Provinsi dan Kabupaten di Papua, salah seorang mahasiswi Universitas Cenderawasih membuat sebuat tulisan sederhana tentang dampat negatif yang dapat terjadi terkait wacana itu.
Menurut Priska, setidaknya sekitar delapan hal negatif dapat terjadi, seperti berikut ini:
- Pemekaran adalah pintu masuknya kapitalisme global, eksploitasi, eksplorasi, penembangan secara ilegal dan pemekaran ini yang memicu konflik di papua.
- Pemekaran adalah pintu masuknya kolonialisme, transmigrasi, marginalisasi, militarisme dan yang akan merampas tanah adat.
- Pemekaran tentu akan ada pergeseran budaya secara drastis.
- Pemekaran dapat menjadi ancaman bagi rakyat papua karena yang sebenarnya rakyat papua tidak meminta pemekaran tapi minta lepas dari negara ini.
- Akan ada transmigrasi. Non papua akan menguasai seluruh papua di kota sampai daerah terpencil.
- Pemekaran akan membuka pintu masuk infasi militer besar-besaran di seluruh tanah papua.
- Karena pemekaran juga akan terjadi pengurangan populasi orang asli papua Depopulasi secara drastis.
- Karena pemekaran juga akan terjadi perusakan ekosistem alam dengan alasan pembangunan demi kemajuan kabupaten atau provinsi. Tapi kami tdk membutuhkan pembangunan sebab bukan kami yang nikmati karena kami sedang di bunuh habis.
Rakyat Papua tidak meminta Pemekaran Provinsi dan Kabupaten, karena itu akan merusak tatanan kehidupan rakyat Papua di berbagai aspek kehidupan.
Dengan melihat wacana pemekaran Provinsi dan Kabupaten yang merupakan ancaman dan malapetaka bagi kehidupan rakyat Papua itu, maka kami mahasiswa dan rakyat Papua dengan kesadaran yang mendalam demi menjaga tanah sebagai mama dalam keberlangsungan hidup dan juga warisan leluhur bangsa Papua dengan tegas:
MENOLAK
_______
Penulis adalah mahasiswi Universitas Cenderawasih (Uncen) dari Fakultas Fisip, jurusan Hubungan Internasional)*
Copyright ©(fb) Nvalla Dee “sumber”
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com