Dark
Light
Today: December 11, 2024
9 years ago
205 views

Acub Zainal Gubernur Irian Jaya Yang Tak Dilupakan

Acub Zainal Gubernur Irian Jaya Yang Tak Dilupakan
Acub Zainal(1927-2009) mantan Pangdam dan Gubernur Irian Jaya yang membangun olahraga di Papua termasuk Persipura

Jayapura, WANI/Jubi – Mendiang Acub Zainal, menjadi orang nomor satu di Provinsi Irian Jaya pada 1973-1975. Hanya dua tahun saja memimpin Provinsi Irian Jaya, tetapi ayah kandung dari Lucky Acub Zainal mantan bos Arema Malang ini telah membuat gebrakan yang dianggap bertentangan dengan Pemerintah Pusat di Jakarta.

Bayangkan saja pada 16 September 1975, kemerdekaan Papua New Guinea(PNG), Acub Zainal mulai membangun kerja sama budaya dan olahraga antara Provinsi Irian Jaya dan PNG.

Purnawirawan Brigjen TNI AD yang lahir pada 19 September 1927 dan meninggal pada 4 Oktober 2009, mengundang tim kesenian dan kesebelasan nasional PNG ke Jayapura. Selain bertanding dan menampilkan kesenian tim dari PNG ini ikut pula merayakan HUT RI pada 17 Agustus di Jayapura.




Bahkan tim Persipura sempat mencukur tim nasional PNG dengan skor telak 9-0 di Lapangan Mandala. Sebaliknya tim Irian Jaya melakukan kunjungan balasan ke PNG untuk merayakan Hari Kemerdekaan PNG pada 16 September di Port Moresby.

Pertama kali dilantik sebagai Gubernur Irian Jaya menggantikan Frans Kaisiepo pada 1973, yang dilakukan mantan Pangdam XVII Cederawasih ini adalah membangun perumahan pegawai Pemerintah Daerah (Pemda) Irian Jaya di kawasan bukit Entrop. Pasalnya saat menjadi Pangdam XVII Cenderawasih membangun perumahan bagi perwira yang disebut Bumi Cenderawasih(Bucen) I dekat Markas KODIM 1701.

Selanjutnya membangun perkantoran Gubernur Irian Jaya sementara di permukiman Pemda Kotaraja yang sekarang dikenal dengan nama Cigombong dan Melati. Kedua kompleks Pemda ini dinamakan sesuai dengan perusahaan kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut masing-masing PT Cigombong dan PT Melati.

Setelah perkantoran sementara dibangun, barulah Gubernur Irian Jaya Acub Zainal mulai membongkar bangunan-bangunan tua bekas Perang Dunia Kedua yang pernah dipakai pemerintah Nederlands Nieuw Guinea sebagai Kantor Gubernur. Bagi Acub Zainal, Kantor Gubernur Irian Jaya itu ibarat Gedung Putihnya orang Irian. Jadi tak heran kalau Kantor Gubernur Irian Jaya harus megah dan berlantai dua.




Pembangunan Kantor Gubernur berjalan lancar dan akhirnya selesai juga bangunan yang letaknya di pantai Dok II. Sejak 1976 kegiatan perkantoran mulai berjalan di kawasan Dok II. Sedangkan perkantoran lama di Kotaraja berubah menjadi permukiman pegawai Pemda Provinsi Irian Jaya. Acub Zainal tak pernah lupa untuk membangun di setiap permukiman harus ada lapangan tenis, lapangan sepak bola dan basket.

Wajah Kota Jayapura pun mulai dirombak, pasar lama di Terminal Mesran yang dikenal dengan nama Pasar Numbay dipindahkan ke Pasar Hamadi, hanya Pasar Jaya beserta terminal yang tersisa. Belakangan Pasar Jaya terbakar dan bekas terminal kota sudah berubah menjadi kawasan hijau.

Atas ide dan inisiatif, mantan Pangdam XVII Cenderawasih inilah, mulai membangun Gedung Olahraga (GOR) dan Kantor KONI di APO, Jayapura. Stadion Mandala telah dipugar saat Brigjend Acub Zainal masih menjadi Pangdam XVII, Cenderawasih. Stadion Mandala setelah dikerjakan oleh Zipur Kodam XVII Cenderawasih selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Irian Jaya, pada 18 Januari 1973. Peresmian Stadion Mandala dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX yang saat itu menjadi Ketua KONI Pusat.

“Para atlit kalau melihat Acub Zainal berkunjung ke Lapangan Mandala, saat ada TC persiapan PON selalu membuat wajah para atlit cerah dan bersemangat,”kenang Carol Renwarin beberapa waktu lalu. Hal ini membuat mantan petinju dan pelatih nasional ini menyarankan agar nama Stadion Mandala diganti menjadi Stadion Acub Zainal atau mungkin GOR APO dinamakan GOR Acub Zainal. Sayang usulan Carol Renwarin belum mendapat res tu dari pejabat yang berwenang di Provinsi Papua.

Tak heran kalau Acub Zainal pernah mengirim surat kepada Hengki Heipon kapten Persipura yang berpesan,

”Kalau ada manusia yang paling bangga pada saat ini, karena Persipura masuk final adalah saya. Saya sangat bangga atas hasil gemilang yang telah dicapai oleh putra-putra Irianku. Meskipun saya kini bukan apa-apa lagi dan tidak berada di irian lagi. Tetapi hatiku selalu berada padamu semua. Cita-citaku, keinginanku ialah Persipura (Putra-putra Irian Jaya) jadi juara Indonesia.




Semoga impianku, impianmu semua akan menjadi kenyataan, ialah pada 19 April 1976 Persipura mengalahkan Persija dengan disaksikan oleh ribuan penonton di Senayan dan didengar oleh jutaan rakyat Indonesia.Tuhan bersamamu putra-putra Irian Jaya. Amien amien amien.” (Jubi/)

Posted by: Dominggus A Mampioper
Copyright ©JujurBicara


Tanggapan anda, silahkan beri KOMENTAR

Silahkan beri KOMENTAR anda di bawa postingan ini…!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published.