 |
| Benny Wenda berfoto bersama mantan presiden Ghana, mantan presiden John Agyekum Kufuor – Dok. Benny Wenda |
Jayapura, WANI/Jubi – Benny Wenda, Juru Bicara United Liberation for West Papua Movement mengunjungi Ghana pekan lalu untuk merayakan hari Kemerdekaan Ghana yang ke 59, pada tanggal 6 maret 2016. Selain ikut merayakan hari kemerdekaan Ghana, Benny Wenda juga bertemu dengan beberapa tokoh politik Ghana.
Kepada Jubi, Benny Wenda mengatakan selama di Ghana, ia bertemu dengan orang-orang terkemuka di negara itu. Termasuk Pendeta Dr Fred Deegbe, mantan kepala Dewan Kristen Ghana (CCG), dan mantan presiden John Agyekum Kufuor dan Jerry Rawlings. Dalam pertemuannya dengan tokoh-tokoh Ghana ini, Benny Wenda menyampaikan perkembangan dukungan untuk Papua yang terjadi di Melanesia dan Pasifik. Ia juga berdiskusi dengan para tokoh-tokoh ini tentang peran yang pernah diambil Ghana yang berkaitan dengan proses peralihan Papua dari Belanda ke Indonesia.
“Ghana adalah salah satu negara besar di Afrika dan punya kaitan dengan Papua,” kata Benny Wenda.
Dalam kunjungannya di Ghana ini, Benny Wenda juga diwawancarai oleh TV3 Ghana terkait situasi di Papua dan perjuangan rakyat Papua Barat untuk melepaskan diri dari Indonesia. Dalam wawancara ini, ia menyampaikan tentang peran Ghana di PBB menjelang keputusan Penentuan Nasib Sendiri untuk Papua Barat pada tahun 1969.
“Saat itu, Delegasi Ghana untuk PBB bersama dengan beberapa negara Afrika lainnya menyerukan penentuan nasib sendiri untuk Bangsa Papua diselenggarakan pada tahun 1975. Alasan Ghana dan beberapa negara Afrika ini adalah Perjanjian New York belum terpenuhi dengan baik,” kata Benny Wenda.
Wawancara Benny Wenda dengan TV3 Ghana
Namun, lanjut Wenda, proposal Ghana ini kalah di Majelis Umum PBB setelah dilakukan voting. 60 negara menolak proposal Ghana ini, 15 negara setuju sedangkan 35 negara abstain.
Posted by: Victor Mambor
Copyright ©JujurBicara
Tanggapan anda, silahkan beri KOMENTAR
Silahkan beri KOMENTAR anda di bawa postingan ini…!!!