Dark
Light
Today: November 12, 2024
7 years ago
255 views

Manusia Dikorbankan Demi Tambang Emas di Ndugu-Ndugu (Tembagapura)

Manusia Dikorbankan Demi Tambang Emas di Ndugu-Ndugu (Tembagapura)
Gambar: Ilsutrasi konflik di Tembagapura.

MANUSIA DIKORBANKAN DEMI TAMBANG EMAS DI NDUGU-NDUGU/NAMANGKAWI
(Kolonial sebut: TEMBAGAPURA)


Oleh: Gembala Dr. Socratez Sofyan Yoman)*

1. Latar Belakang Konflik Wilayah/Daerah Kaya

Rakyat kecil dan orang-orang yang terbatas informasi dan ilmu pengetahuan, biasanya menjadi korban konspirasi para penjahat dari pihak negara dan juga pihak pemilik modal. Istilah krennya ialah konspirasi politik imperialisme (pemilik undang-undang/penguasa) & kapitalisme (pemilik modal).

Wilayah/daerah yang kaya dengan sumber daya alam, seperti Ndugu-Ndugu/Namangkawi (istilah kolonial: Tembagapura/Freeport) di Mimika adalah tujuan utama para Imperialisme dan Kapitalisme menduduki dan berkuasa.

Siasat yang biasa digunakan kaum Imperialis dan Kapitalis adalah berbagai macam bentuk yang wajar sampai dengan sangat kejam diluar batas-batas nilai moral, etika dan kemanusiaan. Beberapa contoh saja:

  1. Tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh didekati untuk mendukung misi mereka. Tokoh-tokoh ini difasilitasi supaya dia bersahabat dengan penguasa dan pemilik modal. Tokoh seperti ini dicemarkan nama baik dan wataknya dihancurkan. Akibatnya tokoh ini kehilangan trust dari rakyat. Lebih kejam dari Imperialis dan Kapitalis ialah jika Tokoh masyalakat ini mempunyai integritas dan watak yang tidak bisa diatur, maka tokoh ini diculik, ditembak mati atau diracun. Itu harga yang biasa dibayar para tokoh yang ada di hati Allah dan hati rakyat yang dibelanya.
  2. Pembunuhan Misterius Terhadap Tokoh-Tokoh dan Rakyat
    Para Imperialis dan Kapitalis juga menciptakan suasana ketakutan rakyat setempat dengan cara-cara pembunuhan misterius para tokoh dan rakyat di wilayah yang kaya sumber daya alam. Tujuannya rakyat bersikap menyerah dan takut dan tidak melakukan perlawanan.
  3. Ciptakan Konflik
    Siasat lain yang dikreasi oleh kaum Imperialis dan Kapitalis ialah menciptakan konflik di wilayah kaya sumber daya alam. Mereka membenturkan rakyat dengan rakyat saling menyerang supaya antara rakyat itu terpecah-belah dan saling bermusuhan. Lebih kejam lagi adalah biasaya kaum Imperialis dan Kapitalis membunuh orang dari rakyat yang sedang bertikai misalnya dari kelompok A dan mayat ini biasanya dibuang di lokasi/dekat perumahan kelompok B. Kelompok A melihat mayat ini secara membabi buta menyerang kelompok B karena dianggap anggota kelompok B membunuh anggota mereka. Rakyat dari kelompok A dan B saling membunuh dan konflik terus berkepanjangan. Dalam kondisi ini, Kaum Imperialis dan Kapitalis dengan pura-pura dengan penuh kemunafikan datang sebagai pendamai atau penyelamat/pelindung.
  4. Ada Kelompok yang Dibina Khusus
    Para Imperialis dan Kapitalis biasanya membina kelompok orang tertentu sebagai kelompok pengacau yang tugasnya hanya buat kekacauan di wilayah kaya sumber daya alam. Ada orang-orang atau pemuda tertentu yang diopinikan terus-menerus sebagai tokoh pengacau di wilayah itu. Tugas dan peran ini yang biasanya dilakukan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan juga Kopassus dan orang-orang terlatih lainnya untuk tugas ini. Media massa propaganda benar-benar diawasi dan dikntrol oleh anggota BIN dan Kopassus. Bahkan ada media yang dikelola oleh mereka dan mereka juga menjadi editor media-media itu.
  5. Membina Para Tokoh Agama
    Tokoh agama, Islam, Kristen, Katolik biasanya didekati dan dibina oleh kaum Imperialis dan Kapitalis. Para tokoh ini dipuji-puji, dihormati, diberikan ruang untuk berbicara dimana-mana. Mereka dijauhkan dari pijakan dan akar mereka. Artinya dijauhkan dari rakyat. Para tokoh ini dihilangkan pengaruh dan kepercayaan dari rakyat. Mereka dijadikan sahabat-sahabat elit dan tinggalkan rakyat. Akibatnya, rakyat tinggalkan para tokoh yang telah kehilangan pedoman hidup. Para tokoh ini menjadi corong dari perampok, pencuri dan pembunuh rakyatnya sendiri. 

2. Kejahatan dalam Skala Global

Ketamakkan dan kerakusan manusia dalam merebut Sumber Daya Alam (SDA) adalah akar dari kejahatan.

Kejahatan yang menyingkirkan standar-standar iman, moral, etika, rasa keadilan, nilai kebenaran dan nilai kemanusiaan adalah Sumber Daya Alam. Manusia menyerupai yang berwatak Iblis dan Setan. Manusia tela lumpuh hati nurani dan kehilangan pikiran sehat hanya karena ingin menguasai Sumber Daya Alam.

Kita melihat beberapa contoh sebagai berikut:

  1. Patrice Lumumba di Kongo
    Patrice adalah Perdana Menteri Kongo menjabat baru 3 bulan ditembak mati pada September 1961 karena kepentingan Sumber Daya Alam (SDA) mineral Provinsi Katanga yang berjuang untuk berpisah dari Negara Kongo yang baru saja merdeka waktu itu.
  2. Dag Hammarksjold
    Pada 17 September 1961, Dag Hammarksjold, Sekretaris Jenderal PBB ditembak mati dengan 12 orang Diplomat dan 1 orang Pejabat PBB dari Amerika Serikat Sersan Harold Julian selamat dari kecelakaan itu. Dag Hammarksjold ditembak mati di Kongo dalam misi perdamaian konflik antara Negara Republik Demokrat Kongo dengan provinsi Katanga yang kaya dengan mineral yang berjuang untuk merdeka. Dag Hammarksjold ditembak mati hanya karena kepentingan Tambang Emas di West Papua yang berlokasi di Mimika (Tembagapura).
  3. John F. Kennedy
    Pada 22 November 1963, Presiden Amerika Serikat, John. F. Kennedy ditembak mati. Kematian sang Presiden Amerika Serikat hanya karena kepentingan Tambang Emas di Tembagapura/Freeport di Mimika, West Papua.
  4. Ir. Sukarno
    Pada 1965, sang Pendiri bangsa Indonesia, sang Proklamator (Founder Father) Negara Republik Indonesia digulingkan dari kursi kepresidenan karena kepentingan Emas di West Papua yang berlokasi di Mimika.
  5. Saddam Husein
    Pada 30 Desember 2006, Saddam Husein, Presiden Irak dibunuh dengan cara digantung lehernya oleh pasukan elit Amerika Serikat atas perintah Presiden George Bush. Sang Presiden terberani ini dibunuh dengan dua alasan sebagai berikut:
    1. Karena kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Saddam Husein.
    2. Karena pemerintahannya sedang megembangkan dan memproduksi senjata pemusnah massal yang membahayakan negara-negara Timor Tengah (Middle East) yang menjadi musuh-musuh dia.
    3. Alasan yang sesungguhnya adalah George Bush atau Amerika Serikat mau menguasai ladang minyak di Irak. Caranya adalah lengserkan atau membuang Saddam Husein yang dianggap penghalang/penghambat sumber-sumber minyak di Irak. 

3. West Papua Merdeka dan Indonesia 

Setelah saya jelaskan dalam tulisan kecil ini, saya harap rakyat dan bangsa West Papua, rakyat dan bangsa Indonesia dan juga komunitas Internsional mendapat gambaran yang jelas dan terang benderang apa yang sebenarnya terjadi Tembagapura/Freeport.

  1. Yang jelas dan pasti adalah Indonesia telah GAGAL dalam diplomasi persoalan West Papua yang diperjuangkan rakyat dan bangsa West Papua melalui United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).
  2. Dugaan saya, Pemerintah Indonesia PANIK dan TERPOJOK di level Internasional dengan tekanan-tekanan: Pepera 1969 yang tidak demokratis (Status Politik) West Papua; pelanggaran berat HAM sebagai kejahatan negara selama 54 tahun yang mengindikasikan Pemusnahan Etnis Bangsa West Papua dan perampasan Tanah2 milik penduduk asli West Papua dll masih banyak lagi.
  3. Pemerintah dan aparat keamananTNI/Polri mengganggu Tambang Emas milik Amerika supaya pemerintah Amerika tidak mendukung Perjuangan rakyat dan bangsa West Papua yang di Luar Negeri.
  4. Pemerintah dan aparat keamanan TNI/Polri menciptakan/mengembangkan istilahnya “Disinformasi” tentang West Papua, lebih khusus di Areal Tambang Freeeport. Contoh: Ada perempuan diperkosa oleh OPM. OPM sandera 1.300 masyakarat di Utikini, Banti dan Kambeli. OPM bakar rumah rakyat. OPM menyerang mobil Abulance. OPM menembak mati anggota Brimob bernama Firman (15/11/2017).

Apa tujuan yang mau dicapai oleh OPM sandera dia punya orang-orang sendiri?

Saya harap supaya Indonesia tidak memetong lidahnya sendiri di forum-forum Internasional. Indonesia dan bangsa West Papua tidak berada di era tahun 1967. Hari ini era berbasis ilmu pengetahuan, kecerdasan dan informasi yang begitu sangat cepat.

Ketika Anda berhadapan dengan rakyat kecil yang belum mengenyam pendidikan yang baik, Anda pahlawan dan segala-galanya. Tetapi, sebaliknya, Anda berjumpa dengan kami yang sudah sekolah yang datang dari rakyat tertindas yang Anda bodohi itu, kami selalu siap duduk setara dan bermartabat sebagai orang-orang yang berperadaban.

Kami sudah sekolah. Kami sudah tahu apa yang dialami bangsa kami selama 54 tahun. Kami tidak selamanya tidak sekolah dan tidak tahu membaca dan menulis. Sekarang, kami sudah tahu berhitung tentang arah angin, arus laut dan gelombang. Ada mata hari dan bulan masih bersinar. Matahari dan bulan belum jatuh di bumi.

Solusi penyelesaian persoalan kemanusiaan dan ketidakadilan yang dialami bangsa West Papua adalah perundingan damai dengan Indonesia dan ULMWP di tempat netral dan dimediasi pihak ketiga. Penyelesaian persoalan Aceh, GAM-RI adalah referensi yang sudah terbukti dan teruji. —–‘

Selamat membaca. Selamat berdebat. Sebagai Gembala selalu tunggu kritik. Waa…kinaonak.

(Ita Wakhu Purom, 17 November 2017).

_______________________
Penulis adalah Ketua Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua.


Baca juga berikut ini:

  1. 95% Rakyat West Papua Mau Merdeka
  2. Socratez Sofyan Yoman : Persoalan West Papua Belum Final
Posted by: Admin
Copyright ©Dr. Socratez Sofyan Yoman | Tabloid WANI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.