Kali Kamwolker Perumnas III Waena yang sudah mulai mengering dan debit airnya mulai berkurang. Foto: Agus Pabika. |
Jayapura — Debit air di sumber mata air Kali Kamwolker mulai menunjukkan penurunan. Padahal, Kali Kamwolker merupakan salah satu penyuplai air bersih terbesar di untuk wilayah Waena dan Entrop.
Dosen FKIP program studi Geografi dari Universitas Cendrawasih, Eka Kristina Yeimo mengatakan, tidak adanya ketegasan dari Pemerintah membuat sejumlah wilayah Cagar Alam yang menjadi sumber mata air mulai mengalami kekeringan. Jika tak segera diatasi, Eka khawatir krisis air bersih akan terjadi dalam beberapa tahun mendatang.
“Pemerintah harus mengambil kebijakan yang tegas untuk menjaga sumber daya air, terutama di beberapa di mata air yang ada di kota Jayapura,” kata Eka kepada Jubi Jumat (22/6/2018).
Menurut Eka, beberapa tahun lalu, aliran air masih lancar. Namun saat ini kondisi sumber mata air mulai mengering dari ujung Perumnas III hingga Kamwolker yang berada di sekitar pemukiman warga.
“Di pinggir kali banyak pemukiman warga mulai membangun rumah, pinggir kaki gunung sudah mulai bikin kebun dengan menebang semua pohon di sekitar dan dampaknya air mulai sedikit dan orang mau mandi langsung naik ke mata air di atas tidak lagi di bawah seperti dulu,” kata Eka.
(Baca ini: Masyarakat Diminta Jaga Cycloop dan Danau Sentani)
Menurutnya, Pemerintah perlu membuat sebuah regulasi dan landasan hukum yang jelas untuk melindungi wilayah sumber mata air warga. Salah satunya dengan mengendalikan pembangunan yang berpusat di titik – titik sekitar mata air. Di sisi lain, perlu juga peran aktif masyarakat untuk menyadari pentingnya menjaga air dan hutan untuk kelangsungan kehidupan. (*)
(Baca juga: Pemakaian Air Bersi di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya Dianggap Ilegal, PDAM Putuskan Aliran)
Copyright ©“sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com