Anak-anak dusun Kopkak Korowai sedang belajar di sekolah darurat yang dibangun oleh Kopkedat. |
Jayapura — Ketua Komunitas Peduli Kemanusiaan Daerah Terpencil (Kopkedat) Papua, Yan Akobiarek mengatakan, masalah biaya menjadi tantangan anak dari pedalaman Papua untuk mengenyam pendidikan.
(Lihat ini: Mahasiswa Papua Menentang Program Tentara Masuk Sekolah)
Yan Akobiarek mencontohkan, beberapa hari lalu ia membawa beberapa anak dari Brukmakot, Korowai Batu untuk bersekolah di Kabupaten Yahukimo. Namun kesulitan karena tak punya biaya untuk membayar sekolah dan tempat tinggal.
“Saya sekarang bersama dengan mereka di Yahukimo untuk mengurus mereka agar bisa sekolah. Meski kami dari komunitas tak punya uang, tapi kami kumpul uang untuk menyekolahkan anak-anak ini, meski itu belum cukup,” kata Akobirek kepada Jubi via teleponnya, Selasa (10/7/2018).
Mestinya kata dia, penggunaan dana Otsus mengutamakan pendidikan dan kesehatan orang asli Papua, terutama di wilayah pedalaman. Namun hingga kini anak-anak pedalaman Papua yang ingin sekolah masih terkendala biaya.
“Kenapa anak-anak pedalaman yang ingin sekolah sulit sekali dengan biaya. Harapan saya, dengan gubernur baru dapat melihat anak-anak dari pedalaman yang ingin sekolah dan tak punya biaya,” ucapnya.
(Baca ini: Fatal Siswa SD di Waropen terlantar karena tidak ada tenaga pengajar yang difinitif)
Selain itu sejak tiga tahun lalu pihaknya berupaya merintis pendirian sekolah dasar (SD) di Brukmahkot, Korowai Batu dan meminta bantuan pemerintah. Namun hingga kini belum terwujud.
Katanya, saat Lukas Enembe masih menjabat gubernur Papua beberapa waktu lalu dan berkunjung ke Korowai, dirinya telah menyampaikan hal itu, namun belum terealisasi.
Ia menduga, mungkin karena saat itu masa jabatan Lukas Enembe sudah akan berakhir sehingga tidak sempat mewujudkan permintaan mendirikan sekolah di Korowai Batu.
“Kami ingin ke depan, jangan lagi ada anak-anak pedalaman takut sekolah karena tidak ada biaya,” ujarnya.
(Baca ini: Nasionalisme Papua di Bunuh Melalui Program Afirmasi dan Adem)
Sekretaris Komisi V DPR Papua bidang pendidikan dan kesehatan, Natan Pahabol kepada Jubi belum lama ini mengatakan, menangani masalah pendidikan di pedalaman Papua memang butuh kerja keras dari pemerintah provinsi dan kabupaten.
“Hingga kini pendidikan di pedalaman Papua, khususnya tingkat SD tak mengalami perkembangan. Tidak hanya dari sisi sarana, tenaga pengajar juga jarang di tempat,” kata Natan Pahabol kala itu.
Padahal menurutnya, jika kondisi pendidikan anak-anak Papua sudah seperti ini, berarti masa depan orang asli Papua juga terancam. Untuk itu dibutuhkan terobosan, dan niat memperbaiki pendidikan terutama di pedalaman Papua. (*)
Copyright ©Tabloid JUBI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com