Dark
Light
Today: July 27, 2024
6 years ago
28 views

Saya Tidak Percaya 100% Pembunuhan Warga Sipil pada 25 Juni 2018 di Kabupaten Nduga itu Dilakukan OPM

Photo: (Denius Kogoya, S.Pd), (Biru), sebagai Ketua Panitia Kongres PGBP yang ke 18 ketika memberikan keterangan Kepada Dr. Yoman terkait Persiapan Kongres PGBP 2017 di Dalam Gereja Baptis Bahtera Wamena Papua.

1. Pendahuluan

Sejarah Organisasi Papua Merdeka (OPM) belum pernah bahkan tidak pernah menembak mati warga sipil, menembak pesawat, membakar gedung sekolah dan rumah sakit dan perumahan rakyat. Karena misi perjuangan OPM adalah misi politik, yaitu West Papua Merdeka. Tindakan-tindakan yang merendahkan martabat manusia dan merugikan sarana dan fasilitas umum merupakan kejahatan yang bertentangan dengan cita-cita perjuangan West Papua Merdeka. OPM hanya menentang pendudukan & penjajahan dan kolonialisme Indonesia di West Papua dari Sorong-Merauke. OPM berjuang bukan untuk menembak rakyat sipil yang tidak berdosa. OPM berjuang menentang kejahatan pendudukan Indonesia di West Papua dan mau mendirikan Negara West Papua.

2. OPM Binaan aparat keamanan

Sekitar 20 tahun belakangan ini banyak bermunculan OPM yang dibina dan dipelihara oleh aparat keamanan Indonesia. Beberapa anggota OPM binaan bercerita kepada penulis. Mereka ada komunikasi rutin dengan pihak keamanan di West Papua . Jadi, OPM binaan akrab dengan aparat keamanan. Mereka minum teh bersama dan makan bersama.

3. Darimana senjata canggih yang dipegang OPM?

Siapa yang memberikan senjata dan peluru itu? Kalau itu dibeli OPM, mereka mendapat uang darimana? Harga senjata dan peluru sangat mahal. Apakah di hutan ada pabrik senjata dan peluru? Jawabannya kembali kepada Orang-Orang Terlatih Khusus (OTK) yang berpangkat.

4. Mengapa hanya anggota Polisi yang menjadi korban penembakan selama ini?

Kebanyakan yang menjadi korban dari OPM ialah anggota polisi. Apakah anggota polisi adalah mangsanya OPM atau permainannya Orang Terlatih Khusus (OTK?) Jawabannya berpulang pada Orang Terlatih Khusus (OTK).

Dalam teori konflik & propoganda politik, salah satu anggota harus dikorbankan untuk membangun opini publik supaya di wilayah tertentu
[12/7 18:44] Dr Socratez Yoman: diisolasi sebagai wilayah yang tidak nyaman bagi penduduk setempat. Maka kehadiran aparat keamanan merupakan suatu keharusan.

5. Konflik Aceh dan Timor Leste sudah berakhir

Konsekwensi konflik di Aceh dan Timor Leste sudah berakhir, maka wilayah pendudukan dan penjajahan di West Papua harus dijaga sebagai wilayah konflik. Untuk melanggengkan West Papua sebagai wilayah tidak aman, maka konflik harus dikreasi dengan berbagai bentuk wajah. Salah satunya dalam bentuk wajah OPM binaan dari Orang-Orang Terlatih Khusus (OTK).

Tragis memang, nasib rakyat dan bangsa West Papua dan rakyat sipil pendatang dan anggota polisi yang selalu menjadi korban dari Orang Terlatih Khusus (OTK). OPM binaan selalu menjadi kambing hitam dan hanya mendapat sepuntung rokok dan baju-baju bekas yang berpenampilan ala militer Indonesia.

6. Kesimpulan

Dalam artikel saya yang berjudul: “Tujuan Sesungguhnya Operasi Militer di Nduga”, sudah saya sampaikan. Dan tujuan lain ialah Pemerintah dan aparat keamanan Indonesia mau sampaikan kepada komunitas internasional bahwa yang melakukan pelanggaran berat HAM tidak hanya TNI/Polri tapi OPM juga melakukan kejahatan kemanusiaan.

Pemerintah dan aparat keamanan Indonesia berusaha mencuci tangan dengan kejahatan kemanusiaan yang merupakan pelanggaran berat HAM selama 57 tahun sejak 1961. Banyak bukti tertulis yang sulit dihapus kejahatan Negara selama ini.

Jadi, apapun alasan & kepentingan, penembakan terhadap manusia tidak dapat dibenarkan. Itu semua perbuatan sangat terkutuk.

Apakah kasus penembakan warga sipil di Nduga pada 25 Juni 2018 adalah bagian dari membangun opini internasional bahwa OPM melakukan kejahatan kemanusiaan dan melakukan pelanggaran berat HAM?

Yang jelas dan pasti: OPM sudah memberikan mandat kepada United Libetation Movement for West Papua (ULMWP) untuk berjuang dengan cara damai, bermartabat, dan manusiawi di forum resmi dunia.

“Ada burung putih terbang di siang bolong. Kami Sudah Sekolah.”

Penulis adalah Presiden Baptis Papua. IWP, 12/7/18.

Copyright ©Baptis Papua “sumber”
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.