Parlemen Nasional Vanuatu. – DVU/ Godwin Ligo |
Port Vila — Pemimpin blok oposisi telah menggugat juru bicara parlemen ke pengadilan, pada Jumat (23/11/ 2018), akibat apa yang ia gambarkan sebagai ‘tindakan melawan suara mayoritas anggota parlemen’, ketika jubir parlemen menolak mosi tidak percaya yang diajukan pekan lalu.
“30 anggota parlemen telah menandatangani mosi tidak percaya itu, dan pihak oposisi meminta juru bicara agar mengumpulkan parlemen, untuk memperdebatkan mosi tidak percaya tersebut, namun jubir mengambil keputusan yang bertentangan dengan keinginan mayoritas anggota parlemen,” tegas pemimpin oposisi, Ismail Kalsakau (MP) kepada Daily Post, Jumat lalu.
“Oposisi memiliki hak untuk meminta jubir agar menjadwalkan sidang parlemen, untuk memperdebatkan mosi tidak percaya itu, yang sudah ditandatangani oleh mayoritas anggota parlemen,” tambahnya.
Pengajuan itu dilakukan oleh 30 Anggota Parlemen (MP), untuk meminta Rapat Parlemen Luar Biasa memperdebatkan mosi itu, padahal jadwal sidang parlemen dan sidang luar biasa kedua telah dimulai, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
“Saya telah mengambil keputusan untuk menyatakan mosi tidak percaya yang diajukan kemarin pagi tidak sesuai peraturan karena, meskipun jumlah anggota parlemen yang mengajukan mosi itu memenuhi syarat jumlah tanda tangan yang diperlukan, permintaan untuk menjadwalkan sesi luar biasa itu bertabrakan dengan sesi yang telah dijadwalkan sebelumnya untuk membahas RUU pemerintah,” Jubir Parlemen, Esmon Saimon, menjelaskan kepada Daily Post, Jumat malam.
“Sidang Luar Biasa Kedua telah dimulai Jumat (pekan lalu). Keputusan saya bukan berarti saya menghentikan blok oposisi dari mengajukan mosi ini, jika mereka benar-benar sudah mengumpulkan tanda tangan dari mayoritas anggota parlemen, maka itu adalah hak mereka untuk mengajukan mosi ini ketika waktunya lebih tepat.”
“Permintaan anggota-anggota parlemen untuk mengadakan sidang luar biasa, untuk memperdebatkan mosi yang baru ketika dua sesi rapat telah dijadwalkan belum pernah terjadi sebelumnya,” tukas Saimon.
Saimon lalu mengungkapkan bahwa ia juga telah menerima konfirmasi dari 12 anggota parlemen, yang meminta agar nama mereka tidak digunakan dalam permohonan mosi tersebut, menambahkan bahwa mereka terkejut melihat tanda tangan mereka tertera dalam dokumen itu.
Ketika diwawancarai terkait situasi politik di Vanuatu saat ini, PM Charlot Salwai menegaskan ia tidak ingin berkomentar apa-apa. (Daily Post Vanuatu)
Copyright ©Daily Post Vanuatu | Tabloid JUBI “sumber”
Hubungi kami di E-Mail 📧: tabloid.wani@gmail.com