Gubernur Jenderal NRFPB Markus Yenu. ©2018 Merdeka.com/Nur Habibie. |
Jakarta — Gubernur Jenderal Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) Markus Yenu mengecam aksi penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap para pekerja PT. Istaka Karya. Dimana penembakan yang menyebabkan 17 orang tewas itu terjadi pada Minggu (2/12) lalu.
Markus mengatakan, penembakan yang dilakukan oleh KKB itu justru mencoreng upaya pihaknya untuk berdamai dengan pemerintah Indonesia.
“Kita sebenarnya mau yang sedang saya laksanakan (penyelesaian dengan damai) dan itu perintah Benny Wenda (ketua ULMWP) dan Jacob Rumbiak (jubir ULMWP),” katanya, Papua, Rabu (12/12).
(Baca ini: Ketua ULMWP, Benny Wenda: Berita Pembunuhan di Nduga adalah Propaganda Indonesia)
Menurutnya, jika adanya tindakan kekerasan, itu di luar dari perintah tokoh pergerakan OPM. “Mereka (Benny atau tokoh pergerakan OPM) orang baik kok,” ujarnya.
Ia pun menyebut, seluruh tokoh pergerakan di bawah satu komando yakni komando Benny dan Jacob. Markus pun menduga, mereka yang melakukan penyerangan di Distrik Yigi dan Mbua telah disusupi.
“Itu ada kelompok-kelompok pergerakan Papua yang disusupi oleh orang yang tidak mau Papua nyaman,” sebutnya.
Markus pun mengaku, tak mengenal Panglima Daerah Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Makodap III Ndugama Egianus Kogeya yang mengklaim telah melakukan penyerangan di Distrik Yigi dan Distrik Mbua. “Kalau saya belum (ketemu),” ucapnya.
Dengan adanya peristiwa tersebut, pihaknya pun sedang melakukan evaluasi terhadap situasi yang terjadi di Nduga. “Situasi ini di luar agenda kita. Situasi ini menjelang pemilu kada, kita tidak terlibat bagian itu. Karena kita menginginkan ada sebuah proses damai,” pungkasnya.
(Lihat ini: Legislatif ULMWP: TPNPB dan TNI Jangan Melukai Rakyat)
Copyright ©Merdeka.com “sumber”
Hubungi kami di E-Mail 📧: tabloid.wani@gmail.com