5 Desember 2018
United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sangat prihatin dengan laporan terbaru tentang pembunuhan di wilayah Nduga di West Papua, serta laporan tentang pengeboman militer Indonesia terhadap penduduk desa di West Papua sebagai pembalasan.
Atas nama ULMWP, saya ingin mengklarifikasi bahwa laporan yang belum diverifikasi tersebut tidak dapat dikonfirmasi atau ditolak, juga tidak dapat kami putuskan atau disalahkan sebelum semua fakta diketahui. Kami tidak dapat memastikan fakta-fakta tentang situasi di lapangan karena kurangnya akses media di West Papua, yang diakibatkan oleh larangan wartawan asing yang sedang berlangsung di Indonesia. Jika pemerintah Indonesia serius menentukan kebenaran dari peristiwa ini, mereka harus segera mengizinkan akses media ke West Papua. Apa yang kita ketahui adalah bahwa pemerintah Indonesia, melalui propaganda media, sekali lagi memanipulasi peristiwa di West Papua untuk kepentingan mereka sendiri. Dengan menggambarkan orang Papua sebagai orang liar tanpa memandang kehidupan orang Indonesia, pemerintah Indonesia mencoba secara sistematis menghambat solidaritas yang berkembang untuk West Papua yang ditunjukkan oleh rakyat Indonesia.
Tentara pembebasan West Papua bukanlah penjahat. Mereka memiliki hak untuk hidup damai di tanah leluhur mereka sendiri dan mempertahankan diri mereka dengan segala cara yang diperlukan jika hidup dan rumah mereka terancam oleh ancaman eksternal. Tentara pembebasan tidak menargetkan warga sipil atau terlibat dalam tindakan pembunuhan sporadis seperti yang dilakukan militer Indonesia. Sejauh menyangkut tentara pembebasan, mereka melindungi negara mereka seperti yang dilakukan oleh tentara nasional lainnya. Tentara West Papua telah lama memiliki kebijakan untuk melindungi warga sipil dan sepenuhnya memisahkan mereka dari lawan militer. Bahkan, orang Papua telah hidup bersama ribuan transmigran Indonesia; termasuk para guru, pekerja kesehatan dan pejabat pemerintah selama lebih dari lima dekade tanpa memerangi mereka. Sementara militer Indonesia melihat setiap oarng Papua sebagai target, orang Papua tidak memiliki sejarah, pengalaman, atau niat menyakiti warga sipil.
ULMWP sangat peduli dengan kesejahteraan dan kehidupan semua orang di West Papua. Sejak pembentukan, kami telah dengan jelas bahwa kami adalah gerakan yang sepenuhnya berjuangan dengan damai dan menghormati semua warga sipil, apakah orang Papua, atau transmigran Indonesia di West Papua. Rakyat Indonesia bukan musuh kami dan kami menantikan hari ketika Papua merdeka, dan kami dapat menyambut mereka untuk datang sebagai tetangga yang baik.
Perjuangan ULMWP untuk kemerdekaan murni di tingkat politik dan diplomatik, berjuang untuk solusi demokratis damai di West Papua melalui mekanisme internasional yang tepat. Satu-satunya cara untuk menghentikan pertumpahan darah ini adalah untuk pengakuan internasional bahwa orang Papua harus diizinkan secara bebas dan dengan damai mencapai kedaulatan politik melalui tindakan penentuan nasib sendiri.
Setiap klaim yang salah oleh pemerintah Indonesia, digunakan sebagai alasan untuk menyebarkan lebih banyak lagi personil militer Indonesia ke West Papua, dalam upaya lebih lanjut untuk membersihkan secara sistematis etnis dan menghapus seluruh penduduk West Papua. Kami orang Papua tahu betul bahwa semua “pembunuhan misterius” di West Papua didalangi oleh militer Indonesia, polisi dan badan intelijen yang menyiksa orang-orang kami, melanggar hak kami dan memperkosa tanah leluhur kami untuk menguasai sumber daya alam kami. Selama lebih dari 50 tahun, pasukan keamanan Indonesia telah memperlakukan orang Papua sebagai target ancaman keamanan, alih-alih mencoba mencari penyelesaian konflik yang permanen dan damai di West Papua, tetapi kehadiran pasukan keamanan Indonesia yang sangat besar merupakan ancaman eksistensial yang sangat nyata terhadap orang-orang Papua sendiri.
West Papua telah menjadi negara yang paling termiliterisasi di Pasifik dan situasi telah mencapai tingkat kritis dengan puluhan ribu personil militer Indonesia ditempatkan di sana. Sejak West Papua pertama kali diduduki secara ilegal oleh Indonesia pada 1960-an hingga sekarang, lebih dari 500.000 laki-laki, perempuan dan anak-anak orang Papua telah tewas dalam genosida perlahan. Di bawah pendudukan kolonial Indonesia, West Papua menjadi ladang pembunuhan.
Sebagai Ketua ULMWP, saya menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk segera menghentikan militerisasi lanjutan di West Papua dan saya mendesak komunitas internasional untuk campur tangan dengan mengirimkan Misi Pencarian Fakta PBB untuk menyelidiki semua pelanggaran hak asasi manusia di West Papua dan untuk menahan para pelaku yang hidup dengan bebas dari hukuman atas kekejaman ini.
Konflik di West Papua bukanlah masalah pembangunan atau infrastruktur tetapi merupakan masalah kelangsungan hidup orang Papua. Kami menolak janji palsu tentang ‘pembangunan’ yang kami tahu hanya akan meningkatkan bisnis militer ilegal Indonesia di seluruh tanah suci kami. Pertempuran dan konflik sangat berakar dalam hati dan pikiran setiap orang Papua, ini adalah serangan terhadap hak politik, kedaulatan, lingkungan, dan keberadaan kita.
Saya juga menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk segera menghentikan militerisasi mereka di West Papua dan untuk menyetujui ULMWP dan semua orang Papua dalam membantu memfasilitasi proses perdamaian sejati yang mengakomodasi aspirasi penentuan nasib sendiri dan hak-hak orang Papua melalui sarana sebuah referendum. Satu-satunya permintaan kami adalah referendum internasional yang diawasi untuk kemerdekaan.
_________
Baca juga berikut ini:
- Benny Wenda: Berita Pembunuhan di Nduga adalah Propaganda Indonesia
- ULMWP Mengutuk Penangkapan yang Dilakukan oleh Pemerintah Indonesia Selama Peringatan Hari Nasional West Papua 1 Desember Secara Damai
Copyright ©ULMWP Official “sumber”
Hubungi kami di E-Mail 📧: tabloid.wani@gmail.com