#KalahkanEGO #BuangEGO dan #Kita_MajuBERSAMA |
Manusia yang “EGO”-nya besar tidak akan mampu mengampuni dan melupakan (forgive and forget) karena ia akan terus berpikir tentang apa yang dilakukan orang lain terhadap dirinya, seperti: ditipu, dilupakan, ditinggalkan, diceraikan, berselingkuh dengan orang lain, bahkan sampai pernah mencelakakan hidup keluarga kita sendiri.
“Apakah sanggup mengampuni dan melupakan itu?”
Dalam perjuangan Papua Merdeka, “ego” menuntut kita berpikir :
- Posisi saya di mana?
- Nama saya di mana?
- Kenapa saya tidak disebutkan?
- Kenapa saya tidak masuk?
- Mengapa kami tidak diundang?
- Mengapa kami tidak diikutkan?
- Kenapa? Mengapa?
- ke-AKU-an akan membuat kita membenci sesama pejuang Papua Merdeka.
- ke-AKU-an akan membuat kita mencurigai sesama pejuang Papua Merdeka.
- ke-AKU-an akan menyuruh kita mengklaim diri sebagai satu-satunya yang berjuang untuk Papua Merdeka, dan yang lain tidak.
- ke-AKU-an akan membuat kita menolak mengakui kelebihan sesama pejuang Papua Merdeka.
- ke-AKU-an akan membuat kita selalu mencari-cari kekurangan sesama pejuang Papua Merdeka dan menutup rapat-rapat kelebihan dan kesuksesan mereka.
- ke-AKU-an akan selalu bertanya tentang kepentingan dan posisi diri sendiri dan kelompok sendiri
- ke-AKU-an akan membuat kita selalu menyerang dan menjelek-jelekkan sesama pejuang Papua Merdeka.
Kekerasan tidak hanya dilakukan oleh NKRI, tetapi kekerasan kata, atau verbal violence kita lakukan terhadap sesama pejuang Papua Merdeka. Kita membela bangsa tertindas dan terjajah, tetapi kita sendiri bersikap dan berkata-kata menindas dan menekan, meniadakan dan menjelekkan sesama pejuang Papua Merdeka.
“Ego”, memang jahat! Dia tidak berperi-kemanusiaan!
“Ego” pembunuh manusia yang ulung, utama dan pertama-tama.
Oleh karena itu para pejuang pembebasan bangsa selalu berusaha pertama-tama menaklukkan “Ego”, karena musuh pertama ialah “Ego” itu sendiri.
Setelah itulah, baru kita akan keluar sebagai pemenang menentangn pendudukan dan penjajahan NKRI.
“…Pertama-tama kita harus mengampuni sesama pejuang Papua Merdeka dan melupakan kesalahan, kekurangan, dan kelalaian yang dilakukan sesama pejuang Papua Merdeka…”
Kita berjuang saling mengisi, saling menutupi dan saling melengkapi, bukan saling mencari-cari kesalahan dan kekurangan, bukan saling mencurigai dan menggosip-gosip tentang sesama pejuang Papua Merdeka.
Itu baru namanya pejuang kemerdekaan West Papua yang sejati!
Karena “Egoisme” seperti ini jelas tampak sangat ke-KANAK-KANAK-an dan counter-productive bagi perjuangan Papua Merdeka, walaupun membawa kepuasan bathin secara pribadi atau pun kelompok.
Baca juga:
- “Ego” Masih Menjadi Alasan Utama Perpecahan Organisasi Kemerdekaan West Papua
- Setelah Ego-isme Pribadi, Penyakit Terbesar Kedua ialah “Curiga-Mencurigai” antara Sesama Pejuang
Posted by: Admin
Copyright ©Yikwanak Kole “sumber”
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com