Marinus Yaung, pengamat sosial politik Universitas Cenderawasih (sebelah kiri) dan Agus Y. Kossay, Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) (sebelah kanan). Foto (doc pribadi Marinus Yaung) |
Jayapura — Upaya pimpinan ULMWP, Benny Wenda dengan menyerahkan 1,8 juta petisi ke PBB untuk mencari dukungan guna memperjelas status Papua di dunia internasional mendapat tanggapan dari salah satu pengamat sosial politik Universitas Cenderawasih, Marinus Yaung.
Baca juga, ini:
“Memang saya sadar bahwa tentara tidak bisa tidur atau istirahat. Tentara harus terus berlatih perang dan setelah Aceh, Timor Timur selesai urusannya, Papua satu-satunya wilayah yang masih bergejolak dan turut mempengaruhi karir seorang prajurit. Nah mindset Papua sebagai training ground bagi para prajurit untuk perkembangan karir sudah harus diakhiri,” sindir Yaung.
“Minimal satu kasus pelanggaran HAM berat papua seperti Paniai berdarah 8 Desember 2014. Ini perlu dituntaskan melalui pengadilan HAM karena jika itu dilakukan, maka saya yakin petisi ULMWP tidak akan pernah terakomodir di panggung dewan HAM PBB maupun di forum dewan keamanan atau majelis umum PBB,” bebernya.
Baca juga, ini: Benny Wenda: Tidak Hanya Aceh, Papua juga Harus Merdeka
“Ini juga harus diperhatikan,” pungkasnya. (ade/nat)
Copyright ©Cenderawasih Pos “sumber”
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com