Marinus Yaung (kanan) bersama dengan pejabat Departemen Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah (kiri). Foto: doc. Marinus |
Oleh: Dr. Benny Giay [1]
Marinus Yaung Pengamat Politik dari Uncen dan ULMWP: “Orang Dalam” Pihak Mana?
Saya baru dapat telepon dari seorang kawan untuk membaca postingan status dari pak. Marinus Yaung, dengan nada emosi.
Dan berikut ini tanggapan saya [Benny Giay]:
Pertama, setelah saya baca, saya lihat dia, pak Pengamat sebagai “orang dalam”: Apakah pihak Indonesia atau pihak ULMWP tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Kalau dia ‘orang dalam’ pihak sana (Indonesia) maka (a) kita memang harus ingat bahwa selama ini pihak Firaun Indonesia suka gunakan ‘tangan’ orang Papua untuk bunuh orang Papua! seperti kelompok merah putih, anggota BIN yang bekerja di Gereja atau di lembaga lain. Atau mereka yang sedang dan terlibat dalam pemekaran Provinsi & Kabupaten di Papua. (b) dari sisi ini memang juga ingat bahwa pak Pengamat politik ini masuk dalam’ dari pak Tim Luhut Panjaitan yang pernah bergaya ke Australia bersama Matius Murib yang sekembalinya mendirikan PAK HAM. Pak Paulus Waterpauw ada di situ. (c) bisa jadi bahwa pak pengamat ini masih punya hubungan yang harmonis dengan Jakarta/ Luhut Panjaitan hingga Hari ini karena dia pastikan catatannya tadi dari kedubes RI di Wellington New Zealand; dia masuk dalam Tim Indonesia yang sedang menggergaji ULMWP dan kaum terjajah bangsa Papua. (d ) sebagai dosen di Uncen, Universitas Negeri dia barangkali merasa punya kewajiban untuk berpihak ke Jakarta; bergabung dengan Tantowi Yahya yang selama berapa tahun ini jual jamu NKRI melalui posisinya sebagai Dubes RI di Selandia. Artinya kalau pak Pengamat politik dari pihak Indonesia, dia mungkin sedang jadi pendamping pak Tantowi Yahya yang aktifkan program TV beberapa tahun lalu di Jakarta: dengan berkoar-koar “who want to be milyoner artinya (SIAPA MAU MENJADI MILIONER)” tawarkan milyaran rupiah di Pasifik untuk membeli dukungan negara-negara Pasifik untuk membungkam suara kaum terjajah di Papua. (e) bisa jadi pak pengamat kita ini punya pemahaman yang dangkal tentang Sejarah Papua tetapi tiba-tiba merasa punya nama besar sebagai Pengamat politik (yang sengaja dibesarkan oleh Media di Papua yang dikendalikan oleh NKRI) sehingga dia, pak Pengamat mau menjaga nama besar yang diberikan pihak Firaun Indonesia. (f) Dan yang terakhir bisa bahwa catatan di awal yang pak Pengamat politik siasat cara dia & Firaun Indonesia untuk mengalihkan perhatian bangsa Papua yang sedang fokus ke masalah “operasi militer” yang tengah berlangsung di Nduga; bahwa: bangsa Papua sedang mendesak NKRI untuk tarik militer & beri kesempatan untuk Trauma Healing [psikologis] di Nduga Tetapi pak Pengamat ini tadi ada waktu untuk soal Nduga. Artinya dia, pak Young sedang dampingi pak Dubes RI, Tantowi Yahya membawa bendera NKRI. | Baca ini: (Marinus Yaung dan Politik Muka Dua)
Kedua, bisa jadi pak Pengamat ini ‘orang dalam’ dari pihak Papua: yang cari muka dari Indonesia, tetapi mencintai Papua sehingga mau membagi pikirannya tentang ULMWP agar ULMWP mengubah/ memeriksa diri. Apakah pak Pengamat ini ‘orang dalam’ dari Papua atau ‘orang dalam’ NKRI. atau ada ‘orang dalam’ yang di tengah. Mari silakan memilih.
Baca juga: (Kedoknya Terbongkar, Marinus Yaung Ancam Tabloid WANI)
_____________
[1] Penulis adalah Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) Papua.
Posted by: Admin
Copyright © tabloid-wani.com | (fb.Benny Giay) “sumber”
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com
Penghianat itu