Dark
Light
Today: November 10, 2024
5 years ago
154 views

Pengelolahan Sampah Plastik Vs Pemberdayaan Kearifan Lokal ‘Noken’ Berdimensi Ekonomis

Pengelolahan Sampah Plastik Vs Pemberdayaan Kearifan Lokal ‘Noken’ Berdimensi Ekonomis
Sampah (img. keepo.me)

Oleh: Oksianus Bukega)*

Berbicara tentang sampah di nusantara Indonesia umumnya dan di Papua khususnya, sekarang telah menjadi satu perhatian tersendiri. Sebab sampah dapat membahwa sumber malapetakan bagi kelangsungan hidup bagi manusia dan lingkungan. Walaupun demikian apa bila sampah dapat dikelola dengan baik dan benar maka akan memberi nilai ekonomis yang besar. Melalui pengolaan yang terencana dan terukur paling kurang pengatasan sampah bisa diminimalisir atau bisa dapat diatasi keberadaannya. Sampah, khususnya sampah plastik telah menjadi momok bagi kita di nusantara ini. Sampah plastik ini susah diuraikan karena itu butuh waktu yang lama untuk pengatasannya. Kantong plastik merupakan kantong pembungkus yang dibuat dari plastik poliopelin klorida. Kantong plastik digunakan untuk membuat dan membawa barang-barang konsumsi dan barang-barang lainnya. Bagian dasar dan sisi kiri/kanan kantong plastik umumnya direkatkan dengan mesin penyegel plastik, tetapi ada kantong plastik yang disatukan dengan perekat atau dijahit. Berikut beberapa jenis kantong plastik yang umum dipakai antara lain, kantong plastik untuk kemasan, kantong belanja, kantong sampah kantong besar untuk keperluan industri. Kantong plastik pada umumnya termasuk jenis sampah anorganik.

Ada dua jenis sampah yang umum dikenal, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah jenis sampah yang dapat diuraikan kembali dalam jangka waktu yang sangat singkat atau tak lama. Dengan keteruraiannya jenis sampah organik bisa dapat digunakan oleh manusia. Contohnya adalah dedaunan, ranting pohon, kotoran ternak, kertas, kotoran pengelolahan makanan dan lainnya. Sementara, sampah anorganik adalah jenis sampah yang tidak dapat teruraikan secara cepat untuk menjadi humus dalam tanah atau di atas permukaan tanah. Sehingga jenis sampah ini banyak menimbulkan dampak buruk bagi manusia dan lingkungan. Contoh dari jenis sampah anorganik adalah botol, plastik, kaca, seng dan lainnya.

Sampah bila dikelola dengan baik maka jaminan keterlindungan dan kesejahteraan hidup tentunya bisa tercipta. Namun, sampah (khususnya sampah anorganik) bila dipergunakan secara salah maka akan mengakibatkan dampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia dan lingkungan. Akibat penyalagunaan sampah secara sembarangan sebenarnya membuka pintu masuk penyakit dan menciptakan dampak persoalan lingkungan sosial. Membuang sampah di sembarangan tempat atau pada lokasinya biasanya terjadi polusi udara, pencemaran lingkungan baik laut, udara maupun darat, penyumbatan aliran air sehingga dapat menyebabkab banjir dan dampak lainnya. Kalau manusia masih tetap menyalagunakan sampah maka segala kemungkinan dampak tetap saja akan terjadi. Misalnya kantong plastik yang dibakar bisa menyebabkan pencemaran udara dan gangguan pernapasan. Selain itu, kantong plastik yang digunakan sebagai wadah makanan berpotensi mengganggu kesehatan manusia. Kantong plastik yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan tersumbatnya selokan dan badan air, termakan oleh hewan dan rusaknya ekosistem di sungai dan laut. Kantong plastik (dan jenis plastik lainnya) sulit terurai di tanah karena rantai karbonnya yang panjang, sehingga sulit diurai oleh mikroorganisme. Kantong plastik akan terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian. Oleh karena itulah perlu diambil suatu solusi dan penaganan yang intensif untuk pengelolaannya.

Baca ini:

  1. Sampah Berserakan Di Pantai Dok 2 Jayapura
  2. Sampah di Pasar Pharaa Sentani Belum Teratasi
  3. Sampah Berserakan, Pengunjung FBLB Terganggu

Sebenarnya banyak cara digunakan untuk pengolahan sampah plastik, botol dan jenis sampah lainya, seperti dengan daur ulang untuk berbagai keperluan yang bisa bernilai ekonomis. Dengan cara daur ulang sampah (plastik, botol dan jenis sampah lainya) ini bisa dapat dikreasikan menjadi bunga hias, pot bunga dan lain-lain, yang kemudian dijadikan sebagai barang yang berharga dan bernilai tinggi. Coba kita bayangkan jika setiap orang di dunia ini tidak membuang sampah sembarangan dan memilah-milah sampah berdasarkan jenisnya serta mendaur ulang sesuai kemampuan masing-masing, bukankah bumi kita akan terbebas dari ancaman sampah yang menggunung dan mencemari lingkungan. Selain itu sampah akan menjadi lebih bermanfaat daripada hanya terbuang dan berakhir menjadi kotoran yang menyumbat perairan yang berujung pada bencana banjir, polusi udara, pencemaran laut, udara dan darat. Sebenarnya penaganan dan pengelolahan sampah adalah tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat (semua stekholder). Untuk hidup lingkungan menjadi sehat dan terbebas dari sampah maka kita wajib dan harus menagani masalah sampah ini mulai dari halaman rumah masing-masing, tempat kerja dan tempat-tempat umum. Kampanye dan sosialisasi tentang dampak dari pada sampah ini perlu terus beritakan agar tercipta dan terbentuk gerakan dan aksi-aksi sosial yang peduli tentang sampah ini. Selain itu, Pemerintah Daerah perlu membuat dan merealisasikan Peraturan Daerah (Perda) untuk penaganan dan pengelolahan sampah. Dengan dibuatnya Peraturan Daerah maka penaganan dan pengelolahan sampah bisa segera teratasi. Pembuatan Peraturan Daerah tentang pencegahan dan pengelolahan sampah di suatu daerah dibuat bukan merupakan kemendesakan rakyat tetapi dibuat atas dasar kebijakan daerah untuk jaminan kesejahteraan rakyat/masyarakat.

Kita bisa belajar dari sejumlah kepala daerah yang sangat peduli dan mendukung penaganan dan pengelolahan sampah organik maupun anorganik di daerah kekuasaannya dan membuat Peraturan Daerah. Misalnya, Wali Kota Jayapura-Papua, Dr. Drs. Benhur Tomi Mano, M.Si. (BTM) dalam instruksi Wali Kota nomor 1 tahun 2019 telah menerbitkan peraturan tentang penerapan penggunaan kantong belanja alternatif kantong plastik di Kota Jayapura. Kantong alternatif belanja yang dimaksud dalam intruksi Wali Kota tersebut adalah noken Papua. Noken adalah tas rajutan khas Papua yang sudah ditetapkan oleh Unesco pada 4 Desember 2012 sebagai warisan dunia. Noken Papua dengan ukuran yang bervariasi dari yang berukuran kecil sampai yang berukuran besar memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Oleh karena itu, noken Papua tidak hanya dilihat sebagai kantong belanja alternatif kantong plastic, yang mana diperuntukan untuk bisa belanja di tokoh, di pasar dan di mal. Tetapi bila dicermati baik maka intruksi yang ditetapka oleh Wali Kota Jayapura (BTM) ini sekaligus ingin memberdayakan kearifan lokal noken Papua. Jadi, noken Papua tidak hanya dijadikan dan digunakan sebagai kantong belanja alternatif kantong plastik, tetapi dapat diperdayakan juga sebagai kearifan lokal khas Papua yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu, penetapan intruksi Wali Kota Jayapura dalam hal ini menukung pemberdayaan kearifan lokal noken khas Papua.

(Baca juga: Orang asli Jayapura Tinggal 4%, Sisanya 96% adalah non-Asli Jayapura)

Dampak positif dari intruksi Wali Kota Jayapura tentang penerapan pengunaan noken Papua sebagai alternatif kantong plastik amat terasa di Kota Jayapua. Noken Papua dari satu sisi berfungsi sebagai kantong belanja alternatif kantong plastik di sejumlah kios, tokoh, pasar dan mal, tetapi dari sisi lain noken Papua juga dapat mendukung keamanan pembersihan sampah plastik di lingkungan Kota Jayapura. Bila kita hendak berbelanja ke salah satu tokoh di kota Jayapura, misalnya di Saga Mal Abepura tentu kita akan menemukan bahwa di Mal ini sudah tidak ada penyediaan kantong plastic lagi. Oleh karena itu konsekuensinya adalah kita mesti membawa noken Papua atau kantong lain sebagai pengganti kantong plastik untuk kebutuhan perbelanjaan. Apa bila kita menggunakan noken Papua, maka kita akan bersama-sama berupaya mencegah sampah (plastik), selain itu melestarikan nilai-nilai kearifan lokal khas Papua. Melalui pemberdayaan noken Papua juga dapat membantu kesejahterahan ekonomi mama-mama Papua sebagai perajut noken Papua. Untuk menjaga lingkungan hidup supaya tetap bersih, kita perlu bekerja secara holistik dan saksama.

________
Penulis adalah Mahasiswa pada STFT “Fajar Timur”- Abepura)*

Posted by: Admin
Copyright ©tabloid-wani.com “sumber”
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.