Surat Terbuka dari Rakyat dan Bangsa West Papua Kepada Keluarga Alm. Graeme Thomas Wall
Kia Ora,
“Keluarga Wall yang sedang berduka, kami juga ikut merasakan kesedihan dan kedukaan mendalam bersama Anda”
Kami mengutuk keras para pelaku kejahatan yang mengorbankan almarhum Graeme Thomas Wall dan melukai dua orang warga Negara Indonesia pada Senin, 30 Maret 2020 di Kuala Kencana, Timika, West Papua.
Karyawan Freeport, Alm. Graeme Thomas Wall (tertanda) warga sipil asal New Zealand / Selandia Baru. (Image. dok. akun pribadinya) |
Kami meminta dengan rendah hati supaya keluarga almarhum Graeme Thomas Wall tidak murka dan membenci kami Orang Asli West Papua. Karena kami juga sejak tahun 1961 sampai sekarang 2020 terus menjadi korban kekejaman dan brutalitas dari Tentara dan Polisi Nasional Indonesia demi kepentingan emas dan dollar dari Freeport selama 58 tahun.
Yang terkasih keluarga Wall, kekejaman dan kejahatan ini terulang kembali seperti peristiwa 18 tahun yang lalu tepat pada Sabtu, 31 Agustus 2002 di mile 62-63, Pasukan Khusus Indonesia (Kopassus) menembak mati 2 warga negara Amerika, yaitu Leon Edwin Burgon (71), Ricky Lynn Spier (41) dan 1 warga negara Indonesia, Bambang Riswanto.
Yang terkasih saudara dalam Tuhan Yesus Kristus, keluarga alm Graeme, kita mengetahui bersama dan tidak rahasia umum bahwa yang mempunyai “kepentingan merampok dan mencuri emas dan dollar di Freeport Tembagapura ialah pemerintah Indonesia, Tentara dan Polisi Nasional Indonesia”.
Organisasi Papua Merdeka sejak 1960an berjuang untuk Penentuan Nasib Sendiri di atas Tanah leluhur kami atau West Papua Merdeka “tidak pernah berjuang untuk menembak warga sipil, membakar gedung sekolah dan mengusir penduduk setempat”.
(Baca juga: Pemberitahuan Laporan Media Tentang Dugaan Penembakan di Areal Tambang Freeport)
Kami tahu bersama bahwa West Papua merupakan “pasar konflik dan kekerasan yang diciptakan oleh para kelompok kriminal Tentara Nasional Indonesia” yang menduduki dan menjajah rakyat Papua dan mereka mempunyai kepentingan ekonomi, emas dan dollar.
Akhir dari surat belangsungkawa ini, saya mau sampaikan kepada keluarga alm Graeme Thomas Wall, pelaku penembakan “bukan OPM”. Karena wilayah Kuala Kencana “tingkat penjagaan dan pengamanan super prioritas dari keamanan nasional Indonesia”.
Doa dan harapan kami, keluarga alm Graeme Thomas Wall mendapat kekuatan dari dari Tuhan Yesus Kritus dan penghiburan dari Roh Kudus. Terimalah Salam hangat kami dari West Papua.
_____________
Baca juga:
- West Papua Menghadapi Krisis Ganda, Coronavirus dan Kolonialisme Indonesia
- Jakarta Membisu atas Rencana Kunjungan PBB ke West Papua – ULMWP Mendorong Seruan Penangguhan Indonesia di MSG
Posted by: Admin
Copyright ©Pdt. Socratez Yoman “sumber”
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com
Pastor orang papua yang berani Tuhan memberkati suara kenabian Pastor. Kiranya ada banyak pastor yang bersuara seperti ini. GBU.