Dark
Light
Today: July 27, 2024
4 years ago
57 views

Refleksi Paskah 2020: Paskah yang Palsu

TEMA: PASKAH YANG PALSU

Sub Tema: Khotbah Paskah yang Formalitas Kaku dalam Penjara Demam Ketakutan Dan Doa-Doa yang Munafik Diatas Penderitaan, Tulang Belulang, Tetesan Darah dan Cucuran Air Mata Umat Tuhan di Tanah Papua Selama 58 Tahun

Oleh. Gembala Dr. Socratez S. Yoman, MA

1. Pendahuluan

Untuk menjelaskan topik refleksi Paskah 2020 yang tegas, terang, jujur dan keras ini, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai pengarah penjelasan topik refleksi Paskah 2020.

Sebelumnya, saya sangat berterima kasih kepada para hamba Tuhan dan pemimpin Gereja yang melayani Tuhan sebelum saya lahir dan juga dalam proses saya bertumbuh. Saya merasa sangat berhutang budi dengan semua yang pernah dan sedang dilakukan oleh para sahabat Allah.

Refleksi Paskah 2020: Paskah yang Palsu
Drama penyaliban Yesus diperagakan oleh Masyarakat Adat Balim di Wamena.

Jadi, berhubungan dengan tema ini, yang jelas dan pasti: Saya tidak bermaksud menyepelekan dan merendahkan karya dan pelayanan serta pengabdian para pemimpin Gereja Tuhan dan orang-orang kudus yang sebelum saya. Karena saya percaya dan beriman bahwa Tuhan memanggil, menetapkan, mengurapi dan menguduskan hamba-hamba-Nya menjadi sahabat-Nya untuk melayani-Nya dalam Gereja-Nya.

Para pemimpin Gereja dan hamba-hamba Tuhan sudah mempertaruhkan segala-galanya dalam waktu mereka dan situasi mereka. Mereka sudah memulai dan menjadi saksi-saksi kudus, bapak-bapak dan ibu-ibu sebagai pahlawan iman. Mereka telah mewariskan harta ilahi kepada kita. Kita sedang memelihara dan meneruskan apa yang sudah diwariskan kepada kita oleh para pahlawan dan saksi-saksi iman.

Para pelayan Gereja dari awalnya benar-benar dan sungguh-sungguh membaktikan hidup mereka untuk pekerjaan Tuhan dan bagi umat-Nya dalam keberadaan mereka. Itu telah terbukti dengan banyak orang dijangkaui dengan kuasa Injil dan banyak yang bertobat dan mereka menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi untuk kepastian jaminan pengharapan hidup kekal.

Yang menjadi refensi Firman Tuhan dengan topik : “Paskah Yang Palsu 2020” ada beberapa ayat Firman Tuhan yang menjadi pijakan saya.

“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10).

Untuk melawan dan mengusir para pencuri dan pembunuh dan pembinasa umat Tuhan itu, Tuhan Yesus sudah memberikan kuasa dan pengurapan kepada kita semua.

Roh Tuhan ada pada hamba-hamba Tuhan. Kuasa Tuhan ada pada para gembala. Otoritas Tuhan ada pada para pemimpin gereja. TUHAN Allah berbicara kepada para gembala, hamba-hamba Tuhan dan pemimpin Gereja Tuhan.

” …TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku; sesungguhnya Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu…untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam” (Yeremia 1:9-10).

“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Lukas 4:18-19).

Berdasarkan Firman TUHAN ini, saya akan mengajukan pertanyaan untuk kita mencari dan mendapatkan jawaban bersama-sama.

2. Apa yang Dimaksud dengan Paskah yang Palsu, Khotbah Paskah yang Formalitas Kaku dalam Demam Penjara Ketakutan Dan Doa-Doa yang Munafik?

Firman Tuhan dalam Yohanes dengan tegas menyampaikan kepada kita. Ada pencuri yang datang untuk mencuri umat Tuhan dan kekayaan umat Tuhan. Ada pembunuh yang datang untuk membunuh umat Tuhan. Ada pembinasa yang datang untuk membinasakan umat Tuhan.

Konteks Firman Tuhan ini ada dua dimensi, yaitu: dimensi rohani dan dimensi jasmani. TUHAN Allah melihat manusia secara holistik dari perspektif Allah Sejati dan Manusia Sejati.

2.1. Dimensi Rohani atau Iman

Dalam konteks dan dimensi rohani dan iman bahwa yang dimaksud dengan pencuri dan pembunuh dan pembinasa itu ialah Iblis. Ia merusak manusia supaya manusia hidup jauh dan terpisah dari Allah. Karena itu, Yesus rela berkorban dan mati di kayu salib di Golgota sebagai fakta sejarah pembebasan dan penyelamatan seluruh umat manusia yang tuntas dan sempurna. Karena itu, Tuhan Yesus mengatakan: “Sudah Selesai” (Yohanes 19:3.

Saudara-saudara yang Tuhan Yesus kasihi. Kita sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan Yesus rela berkorban untuk membebaskan dan memerdekakan umat manusia dari belenggu kuasa Iblis dan kuasa dosa. Artinya manusia dipulihkan kembali dengan pengampunan abadi dari dosa-dosa kita melalui kuasa darah Yesus yang tercurah di golgota. Ia dapat mendamaikan Allah dengan manusia dan mendamaikan manusia dengan manusia. Tuhan Yesus memberikan jaminan kepastian pengharapan hidup kekal dalam Kerajaan Kemuliaan Allah.

Dokter Lukas menegaskan parkara keselamatan. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang oleh kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12).

Dimensi rohani berhubungan dengan perkara hidup kekal. Persoalan hidup kekal tidak ada tawar menawar. Masalah masuk surga tidak ada kelas, tidak ada perbedaan status sosial, tidak ada ada perbedaan berpangkat tinggi dan rendah dan tidak ada perbedaan kaya dan miskin. Di hadapan Allah kita sama.

Dalam persoalan menuju surga tidak ada yang menggunakan pesawat pribadi. Tidak ada yang menggunakan mobil pribadi yang mewah. Tidak ada yang diantar dan dijemput oleh sopir pribadi. Tidak ada makanan dan minuman yang dilayani oleh pembantu. Di hadapan Allah maha Kudus, Maha Mulia, maha Besar, sopir dan majikan, pembantu dan majikan tetap sama di depan TUHAN.

Ke sorga tidak ada pintu atau jalan khusus untuk pendeta, gembala, pemimpin gereja, gubernur, Panglima TNI, Kapolri, presiden, predana menteri, ratu, raja. Orang miskin dan orang kaya, orang terdidik dan orang terabaikan semua sama-sama hanya memasuki melalui satu jalan. Tuhan Yesus berkata kepada kita semua.

“Akukah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).

Jalan ke sorga tidak ada suap menyuap. Untuk masuk surga tidak digadaikan dengan chek 100 Milyar atau 1 Triliun. Untuk masuk surga tidak ada tawar-menawar. Masuk surga hanya dengan satu-satu jalan pasti, yaitu percaya Yesus Kristus dan mengasihi-Nya dengan mengikuti perintah-perintah-Nya.

Saudara-saudara yang Tuhan Yesus kasihi. Anda dan saya belum terlambat. Kita masih mempunyai waktu dan kesempatan. Karena, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Matius 24:35). Karena itu, mari, kita, “….carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, dan semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).

2.2. Dimensi Jasmani

Dalam dimensi jasmani, dalam konteks realitas hari kini di Tanah Papua, ada pencuri yang datang di Tanah ini. Ada pembunuh yang datang di tanah ini. Ada pembina yang datang di tanah ini.

Pencuri, pembunuh dan pembinasa itu penguasa Indonesia yang menduduki dan menjajah dan menindas umat Tuhan di atas tanah Papua selama 58 tahun sejak 1961 sampai 2020.

Saudara-saudara yang Tuhan Yesus kasihi. Para pembunuh, pencuri dan pembinasa ini terus membunuh, mencuri dan membinakan umat Tuhan, Orang Asli Papua. Penguasa pembunuh ini memberikan stigma, mitos separatis, makar, OPM dan KKB terhadap umat. Umat Tuhan dibantai seperti hewan dan binatang.

Ada sejarah penderitaan panjang yang dialami umat Tuhan. Ada tulang belulang umat Tuhan berserakkan dimanaana dari Sorong-Merauke karena telah dibantai oleh para pembunuh dan pembinasa ini. Masih ada tetesan air mata yang belum pernah berakhir. Masih ada cucuran darah umat Tuhan di atas tanah mereka.

Dimana suara Paskah? Di manakah gema Paskah? Di manakah gigih Paskah? Di manakah dampak Paskah?

Para gembala, hamba-hamba Tuhan dan pemimpin gereja khotbah hebat, berdoa luar biasa di mimbar-mimbar Paskah, tetapi dimana taringmu? Dimanakah kuasa Injil?

Dimimbar-mimbar berdoa hebat dan luar biasa untuk bapak presiden, para menteri, para bupati/walikota, bapak Panglima TNI, bapak Kapolri, bapak Pangdam dan bapak Kapolda dan lain-lain.

Lalu dimana doamu, suaramu dan khotbahmu untuk umat Tuhan yang di OPM-kan, yang di Makar-kan, yang diseparatis-kan, di KKB-kan oleh para pencuri, pembunuh dan pembinasa selama 58 tahun ini?

Apakah wajar dan kita setuju pembunuhan Arnold Clemens Ap, Edward Mofu, dkk, Theodorus Hiyo Eluay dengan sopirnya Aristoteles Masoka, Kelly Kwalik, Musa Mako Tabuni, 4 siswa di Paniai, operasi militer di Nduga, di Intan Jaya, di Pegunungan Bintang dan ribuan umat Tuhan yang dibunuh oleh pembunuh dan pembinasa ini?

Siapa yang membuat Paskah yang Palsu, Paskah yang hampa, Paskah yang kosong, Paskah yang tidak bermakna, Paskah yang tidak membebaskan, Paskah yang tidak menegur dan Paskah yang tidak memperbaiki kelakuan para pencuri, pembunuh dan pembinasa yang selalu beribadah bersama-sama dengan kita?

Pertanyaan saya ialah selama 58 tahun di Papua ini melaksanakan Paskah apa? Khotbah formalitas hampa dan semu dan berulang-ulang yang membosankan, bahkan khotbah Paskah tidak berdampak.

Khotbah Paskah harus menjawab realitas yang dihadapi umat Tuhan. Yesus Kristus harus dihadirkan dalam umat Tuhan yang sedang gelisah, takut, trauma, menangis dan menderita. Yesus datang supaya orang-orang asli Papua, umat Tuhan harus mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan, bukan tetesan air mata dan bukan cucuran darah.

Dalam Paskah ini, para hamba Tuhan, gembala dan pendeta harus berani berkhotbah di depan umat Tuhan, bahwa berhenti membunuh umat Tuhan atas nama keamanan nasional dan kepentingan NKRI. Saudara-saudara perlu ingat, bahwa dalam iman Kristen dengan alasan apapun keselamatan satu manusia lebih penting daripada kepentingan nasional atau NKRI.

Ingat, para bamba-hamba Tuhan, gembala dan pendeta, sampaikan dalam khotbah Paskah atau kapan saja dan dimana saja, bahwa kedudukan, pangkat dan jabatan tidak memberikan jaminan untuk masuk surga. Masuk surga karena percaya Yesus dan mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia adalah persyaratan mutlak.

Para hamba-hamba Tuhan, gembala dan pendeta dan pemimpin Gereja jangan khotbah dalam keadaan ada demam ketakutan kalau dalam ibadah itu dihadiri oleh Pangdam, Kapolda, Gubernur atau petinggi militer yang berhubungan langsung dengan pembunuhan terhadap umat Tuhan di Tanah ini.

Mereka mencari Tuhan. Mereka mau mendengat gizi Firman Allah yang sehat, jujur dan benar. Mereka sebagai umat Tuhan harus ditolong dan dibimbing ke jalan yang benar. Mereka membutuhkan pertolongan dan pemeliharaan Tuhan. Mereka tidak membutuhkan khotbah yang semu dan doa minafik. Firman Tuhan itu berkuasa untuk memperbaiki kelakuan dan mendidik orang ke jalan yang benar.

“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Timotius 3:16).

Saudara-saudara yang Tuhan Yesus berkati dan kasihi. Gereja di Papua harus hadir dalam dunia realitas. Gereja tidak boleh berada dibalik mimbar dan menghibur diri dengan ayat-ayat Alkitab. Karena Injil bukan khotbah. Injil bukan juga teori. Injil bukan doa-doa panjang yang hamba dan menafik. Injil itu nyata. Injil itu hadir di tengah-tengah realitas hidup umat manusia. Artinya Yesus lahir, Yesus mati dan Yesus bangkit dalam dunia realitas. Allah hadir menyapa manusia dengan Manusia Sejati.

Gereja di Papua tidak boleh membiarkan umat Tuhan di Tanah Papua diperlakukan tidak adik, tidak manusiawi oleh para pembunuh, pencuri dan pembinasa atas nama keamanan dan kepentingan nasional. Gereja secara total harus berpihak kepada umat Tuhan. Dengan demikian, kita membuat Paskah ada makna. Paskah ada kekuatan. Paskah ada artinya bagi umat Tuhan. Artinya Kematian dan Kebangkitan Yesus itu mampu dan sanggup melenyapkan kuasa Iblis, kuasa dosa dan kuasa para pencuri, pembunuh dan pembinasa.

Akhir dari refleksi ini saya mau ingatkan kembali, walaupun saya sudah menyebutkan tadi. Biasanya hamba-hamba Tuhan, gembala-gembala, para pendeta berdoa dengan berapi-api dari mimbar-mimbar dalam gereja atau acara-acara terbuka bahwa Tuhan memberkati pemerintah kami dari pusat sampai ke desa-desa atau dari presiden kami kabinet, para gubernur, para bupati dan walikota sampai aparat desa.

Tetapi mereka selalu lupa untuk berdoa umat Tuhan yang dibantai seperti hewan dengan mitos-mitos OPM selama ini. Maaf, saya tidak punya otoritas untuk mempersoalkan doa-doa mereka itu. Saya hanya melakukan tugas dan kewajiban saya sebagai sahabat dan saudara setiap umat manusia yang direndahkan martabat kemanusiaan mereka dengan stigma OPM, makar, separatis dan KKB (Baca juga: Freeport, Kekejaman Allen Dulles dan Militer Indonesia).

Doa dan harapan saya, supaya refleksi ini menjadi berkat dan ada sedikit pencerahan.

Ita Wakhu Purom, Minggu, 12 April 2020
_______________
Penulis adalah Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGBWP)

Posted by: Admin
Copyright ©Gembala Dr. Socratez Yoman “sumber”
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.