FOTO: Foto bersama Pimpinan Gereja-gereja Pasifik usai Sidang Umum PCC ke-11 di Auckland, New Zealand. |
No. 1 PAPUA Merdeka News | Portal
PASIFIK — Konferensi Gereja Pasifik atau Pacific Conference of Churches (PCC) telah bergabung bersama masyarakat sipil Pasifik menyerukan agar United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) untuk diterima menjadi anggota penuh Melanesian Spearhead Group (MSG).
Seruan itu muncul menjelang KTT MSG pada 21 April 2021, tetapi juga setelah meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia terhadap masyarakat adat oleh pasukan keamanan Indonesia di Papua.
Sekretaris Jenderal Konferensi Gereja Pasifik, Pendeta James Bhagwan, mengatakan perwakilan Papua berhak atas keanggotaan penuh MSG sebagai suara dari orang-orang yang tertindas.
“Presiden Indonesia Joko Widodo berkomitmen pada 2019 bahwa dia siap berdialog dengan ULMWP. Oleh sebab itu kami mendesak Indonesia untuk berdialog dengan ULMWP, dengan itikad baik dan mendukung masuknya mereka [ULMWP] ke MSG,” kata pendeta James Bhagwan dikutik halaman resmi Dewan Gereja Pasifik (PCC).
Seruan ini dibuat PCC dan mitranya di Pasifik setelah seruan Dewan Gereja West Papua (PCWP) yang menghimbau agar:
- Dewan HAM PBB agar dapat mengunjungi Tanah Papua untuk melakukan investigasi pelanggaran Hak Asasi Manusia di Tanah Papua.
- Keterlibatan Tim Independent selaku pihak ketiga dalam menyikapi dan melakukan pendampingan dan pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan kebutuhan warga yang hidup sebagai pengungi dan ataupun pihak-pihak korban di Nduga, Intan Jaya, Puncak Papua, Timika dan Papua.
- Presiden Joko Widodo menepati janjinya pada 30 September 2019 yang menyatakan siap “berdialog dengan kelompok pro-referendum Papua, ULMWP.”
- Pemerintah Indonesia melakukan Dialog dengan ULMWP untuk menyelesaikan masalah Papua, sebagaimana yang telah Pemerintah (SBY – Yusuf Kala) menyelesaikan masalah GAM Aceh dengan dimediasi Negara ketiga.
- Para pemimpin Melanesia Sphere Group (MSG) untuk menerima ULMWP sebagai anggota penuh MSG dalam KTT MSG pada April 2021.
- Rakyat Papua melakukan Doa dan Puasa bagi Pemulihan Tanah dan Manusia Papua serta persatuan setiap pemimpin Adat, Gereja, Pemerintah, Lembaga Non Pemerintah, Perempuan dan Pemuda sejak 11 April 2021.
- Rakyat Papua, dimulai dari keluarga untuk mempraktekkan prinsip-prinsip hidup damai, hindari hal-hal yang dapat menghancurkan masa depan masing-masing pihak. Melindugi dan membina masing-masing keluarga dengan baik dan penuh bertanggungjawab.
- Dukungan doa dan puasa dari rakyat dan para pemimpin Gereja di Pasifik.
Posted by: Admin
Copyright ©The PCC “sumber”
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com